Analisis Persaingan Capres Jokowi dan Prabowo

Analisis Persaingan Capres Jokowi dan Prabowo menuju kursi RI-1. Pemilu calon legislatif tahun 2014 telah berakhir, meskipun hasil perhitungan suara resmi versi KPU belum di umumkan, namun hasil perhitungan quick count dari berbagai lembaga survey telah di umumkan. Dengan hasil sebagai berikut:


Hasil Pemilu Legislatif 2014 versi Quick Count LITBANG KOMPAS dengan persentase suara 99% di dapatkan hasil:
  1. PDI Perjuangan dengan 19,24%
  2. GOLKAR dengan 15,01%
  3. GERINDRA dengan 11,77%
  4. DEMOKRAT dengan 9,43%
  5. PKB dengan 9,12%
  6. PAN dengan 7,51%
  7. PKS dengan 6,99%
  8. PPP dengan 6,68%
  9. NASDEM dengan 6,71%
  10. HANURA dengan 5,1%
  11. PBB dengan 1,5%
  12. PKPI dengan 0,95%
Dengan hasil tersebut maka bisa diketahui pemenang dari Pemilu Legislatif tahun 2014 ini adalah Partai PDI Perjuangan.


Turunnya Popularitas Jokowi

Analisis Persaingan Capres Jokowi dan Prabowo
Joko Widodo
 Hasil pemilu legislatif 2014 memang di menangkan oleh PDI Perjuangan (PDIP), namun hal ini belum sesuai harapan dari PDIP. Ini terbukti dari perolehan suara PDIP yang cuma 19% an, padahal dulu sempat 24% an. Seperti diketahui pada awal survey popularitas Joko Widodo (baca Biografi dan Kisah Hidup Jokowi) tinggi, tapi sekarang popularitas Jokowi itu menurun. Ridwan Saidi dan pendukung Jokowi lainnya, menilai banyak prestasi Jokowi yang biasa-biasa saja, oleh sebab itu banyak pendukungnya juga sudah balik arah mendukung calon lain.

Selain itu, persentase suara hasil pemilu legislatif PDIP "hanya" 19%, kurang dari syarat minimal mengajukan capres adalah 25%. Oleh sebab itu PDIP pasti akan berkoalisi dengan partai lain, agar dapat mencalonkan Jokowi sebagai Capres. Salah satu contohnya Partai Nasdem yang Ketua umumnya Surya Paloh berbalik arah mendukung Jokowi sebagai Capres. 

Di berbagai media online juga tersiar kabar, Partai Nasdem Suryo Paloh yang bergabung dengan PDIP menunjukkan kubu Jokowi adalah kubu pro AS. Di belakang Jokowi ada konglomerat Indonesia bos Lippo grup James Riady. Diketahui juga James Riady adalah donatur Bill Clinton. James Riady bahkan dilarang masuk ke AS setelah mengaku bersalah pada tahun 2001 atas “konspirasi menipu AS” melalui kontribusi ilegal untuk kampanye mantan Presiden AS Bill Clinton dan figur Demokrat lainnya. (Sumber: detikcom)
.

Analisis Persaingan Capres Jokowi dan Prabowo
Jokowi dan Pendiri Lippo Grup James Riady
Surya Paloh Siap Dukung Jokowi Lewat Media Massa Miliknya. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, pihaknya siap mendukung pencapresan Jokowi dengan kampanye melalui media massa yang dimiliki Paloh.

"Harus diberdayakan sepenuhnya. Networking yang ada akan digunakan. Kalau bisa serangan darat, laut, dan udara," kata Paloh di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Sabtu (12/4/2014). Sumber Tribun News

Pencitraan itu Ada... Ya benar ternyata metode kampanye pencitraan untuk Jokowi memang nyata. Hal ini memang sudah rahasia umum bahwa setiap capres memiliki "Tim Pencitraan Dunia Maya" istilah kerennya "Cyber Troops". Tim ini tugasnya membentuk semacam jaringan udara yang bergerak melalui jaringan internet. Mereka masuk melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter serta banyak media massa online.

Seperti yang dikutip dari media online nasional Tribun news:
Sebagian besar dibayar sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per kepala hanya untuk membuat ramai dunia maya dengan isu-isu soal Jokowi. 
"Kebanyakan itu penjaga toko, penjaga gerai telepon seluler, ada juga yang tukang becak," ujar salah seorang sumber saat berbincang dengan Tribunnews, Minggu (30/3/3014).  
Cara kerja mereka pun cukup unik dan mudah. Mereka hanya memantau pemberitaan lalu memberikan komentar baik di media massa online ataupun di jaringan sosial media seperti Facebook dan Twitter.
Tidak hanya itu, rombongan orang yang lazim disebut sebagai 'cyber troops' ini juga ramai-ramai membuka salah satu media massa online yang dianggap masif dalam memberitakan soal Jokowi agar punya bukti bahwa mantan Wali Kota Solo tersebut selalu menjadi 'media darling'.  
Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari yang dikonfirmasi mengenai hal tersebut membenarkan adanya tim udara tersebut. 


Meningkatnya Popularitas Prabowo
Analisis Persaingan Capres Jokowi dan Prabowo
Prabowo Subianto
Hasil pemilu legislatif 2014 memang meningkatkan Partai Gerindra di posisi 3, dengan persentase suara sekitar 11-12%. Namun hal yang perlu dicatat adalah Meningkatnya 200% suara Partai Gerindra dari pemilu tahun 2009. Hal ini membawa semangat bagi Prabowo Subianto sang pendiri partai sekaligus Capres pada pemilu presiden 2014 ini.

Kegalaan Prabowo pada pemilu 2009 menjadi Cawapres Megawati ternyata tidak membuatnya menyerah untuk mencalonkan diri lagi sebagai Capres. Di iklan kampanye Prabowo memang identik dengan Soekarno muda dengan suara lantang dan paham ekonomi kerakyatan untuk menjadikan Indonesia Macan Asia. Selain itu, pakaian yang digunakan juga mirip dengan pakaian Soekarno. Dengan berbagai asosiasi terhadap Bung Karno tersebut menjadikan banyak masyarakat Indonesia yang menyukainya, sehingga popularitasnya terus meningkat. Sampai saat ini hanya popularitas Prabowo lah yang mampu menyaingi Jokowi.

Persentase suara Gerindra yang hanya 11% an ini tidak dapat membuat Gerindra mencalonkan Capres tanpa koalisi dengan partai lain, karena syarat wajib mengajukan capres adalah 25% suara hasil pemilu. Hasilnya banyak partai yang mendekat dengan Gerindra untuk berkoalisi, saat ini tersiar kabar dari berbagai media online Partai Demokrat dan PAN telah menawarkan koalisi, dengan mencalonkan Dahlan Iskan, Hatta Rajasa, Pramono Edhi Wibowo sebagai Cawapres nya.

Partai Demokrat memang memiliki sederet figur peserta konvensi yang cocok untuk menjadi Cawapres Prabowo. Berbeda dengan Jokowi yang harus mencari cawapres yang dapat menambah suara, Bila ingin menang, Prabowo perlu cawapres yang mampu menyangi citra Jokowi. Figur Dahlan Iskan yang lebih humble, perkerja keras, sering senyum, dan merakyat sangat diunggulkan dapat menyaingi pencitraan Jokowi,

Dikutip dari media berita online detikom, Hal ini seperti analisis yang ungkapkan oleh pengamat politik Siti Zuhro yaitu Prabowo-Hatta Lawan Tanding Setara Jokowi.

Pengamat politik LIPI Siti Zuhro melihat arah koalisi Gerindra-PAN-PD semakin terang. Calon yang ditawarkan yakni Prabowo-Hatta Rajasa dinilai cukup kompetitif.
"Koalisi Gerindra dengan PAN dan Demokrat akan memantapkan pasangan Prabowo-HR untuk dicapres cawapreskan di pilpres 9 juli karena lolos memenuhi PT," kata Siti kepada detikcom.
Menurut Siti, Prabowo dan Hatta Rajasa saling melengkapi. Keduanya memang kombinasi sipil-militer dan Jawa-luar Jawa. "Prabowo-HR merupakan pasangan saling melengkapi yang bisa menjadi lawan tanding setara dengan pasangan Jokowi-MMD (misalnya), katanya.

SBY Bisa Jadi Penyelamat 'Pencalonan Capres' Prabowo
Gerindra terus mencari celah koalisi untuk memuluskan pencapresan Prabowo Subianto. Dalam waktu dekat Ketua Dewan Pembina sekaligus capres Gerindra itu bakal bertemu Ketum PD SBY. Akankah SBY mendukung Prabowo?
"SBY bisa jadi pelumas Prabowo untuk melapangkan jalan ke Pilpres 2014. Selain raihan suara Demokrat yang 9-10% versi quick count, dukungan SBY pada Prabowo dapat menjadi pesan komunikasi politik yang efektif, karena terkesan SBY sudah memilih penerusnya sebagai presiden RI," kata Hendri Satrio, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, kepada detikcom, Selasa (15/4/2014).
Tentang siapa sosok cawapres Prabowo, menurut Hendri, bisa diambil dari peserta konvensi capres PD. Sosok Dahlan Iskan dan Anies Baswedan dinilai cocok mendampingi Prabowo. " katanya.

Persaingan menuju RI-1 antara sang Jenderal Prabowo dan Jokowi pasti akan berlangsung seru. Diperlukan intrik dan strategi untuk memenangkan perang ini. Semoga pada tanggal 9 april 2014 rakyat Indonesia dapat memilih calon presiden dengan hati nuraninya. Jayalah Indonesiaku!
Analisis Persaingan Capres Jokowi dan Prabowo Analisis Persaingan Capres Jokowi dan Prabowo Reviewed by Putra on 3:31:00 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.