NSC Finance dan Sejarahnya

NSC Finance dan Sejarahnya
Bagi pengendara sepeda motor di Jawa Tengah dan sekitarnya, nama N55 atau NSS (PT  Nusantara Surya Sakti) tentu tak asing lagi. Kalau pun tidak mengenalnya, paling tidak sering membaca di jaket para pengguna sepeda motor yang berseliweran di sepanjang jalan di kota-kota. NSS perusahaan keagenan sepeda motor Honda memang salah satu pemain terbesar keagenan sepeda motor Honda saat ini. Ia tak hanya besar di Ja-Teng dan DIY, bahkan di berbagai wilayah di Indonesia seperti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Ambon, Nusa Tenggara Timur sampai Kupang.
NSC Finance dan Sejarahnya

Adalah Amo Hartanto Kanadi dan istrinya Hartuti, sejoli yang berada di belakang NSS. Awalnya, mereka hanya memiliki sebuah toko kecil bernama Nusantara yang menjual berbagai merek motor seperti Dukati, Vespa, Suzuki, Yamaha dan Honda, yang berlokasi di Jl. Mataram 147 Semarang (kini Jl. M.T. Haryono 277 ) 45 tahun silam. Kanadi yang saat itu berusia 29 tahun juga menjadi agen langsung sebuah perusahaan importir yang ada di Jakarta. Tahun 1969, ia ditunjuk menjadi main dealer oli Castrol.

Berikut adalah anak-anak perusahaan yang tergambung dalam family bussines group NUSANTARA SAKTI GROUP :

- PT NUSA SURYA CIPTADANA FINANCE
- PT NIAGA SUPER SURYA
- PT NUSANTARA SAKTI
- PT MULYA MANDIRI SAKTI
- PT NUSANTARA SURYA SAKTI
- PT K-SYSTEM INDONESIA PERSADA
- PT SEMARANG PACKAGING INDUSTRY
- PT SYNUS TONERINDO PRIMA
- PT KARMA AROMA SEJAHTERA
- PT IVARO VENTURA
- CV PULAU MAS
- CV GOLDEN NUSANTARA
- CV PURE WATER REFILL
- TOKO COLOMBO BARU

NSC Finance dan Sejarahnya
HARTUTI KANADI (KWAN LE ING) istri Pendiri NSS Grup

Tujuh tahun pertama, tidak ada yang istimewa dari perjalanan bisnis mereka. Keadaan berubah ketika sepeda motor yang diageni Astra International masuk ke Indonesia, dan Astra menjadi Agen Tunggal Pemegang Merek tahun 1970. Toko Nusantara ditunjuk sebagai main dealer wilayah Ja-Teng dan DIY. Konsekuensinya, toko ini pun berganti nama, dan badan usaha yang semula bernama UD Nusantara menjadi PT Nusantara Sakti (NS). “Kami menerima tawaran Astra, karena ketika itu merek Honda sudah sangat kuat dan bisa diterima pasar,â€Â ujar Henry Kanadi, Presiden Direktur Nusantara Sakti Group (NSG), yang sejak semasa SMP telah membantu orang tuanya sebagai tukang montir dan sopir.

Dijelaskan Henry, ketika itu bisnis penjualan sepeda motor memang belum banyak dikenal orang. Di Semarang saja, baru berdiri empat dealer. Honda dipegang NS dan Jaya Abadi, sedangkan dua dealer lain memegang merek Yamaha.

Sejak penunjukan itu, NS langsung melakukan gebrakan yaitu tak hanya menjual secara tunai tapi juga kredit. Penjualan kredit ini merupakan langkah yang berani, karena saat itu kredit belum dikenal dalam penjualan sepeda motor di Indonesia. Untuk melakukan alternatif penjualan ini NS menggandeng lembaga perbankan guna membiayai, yaitu BPD Ja-Teng. Belakangan, NS juga menggandeng Bank BNI yang masih terus terjalin hingga kini. Terobosan ini berdampak positif bagi NS. Pertumbuhan penjualan perusahaan terbilang cepat.

Tahun 1977 menjadi periode penting dalam perjalanan bisnis NS. Di tahun itu, NS ditunjuk menjadi main dealer suku cadang asli Astra, dan main dealer Oli Federal wilayah Ja-Teng. Sayangnya, pada tahun yang sama status main dealer sepeda motor Honda diambil alih kembali oleh Astra, sehingga status NS diubah menjadi dealer untuk 7 kota di Ja-Teng. Maklum ketika itu, Astra memang mulai gencar membuka showroom sendiri untuk mennjual langsung sepeda motornya.

Singkat cerita, NS terus berkembang menjadi dealer Honda yang cukup diperhitungkan. Pertumbuhannya sangat cepat. Pada 1985, NS telah memiliki 11 dealer yang tersebar di Ja-Teng dan DIY, seperti Cilacap, Kebumen, Purwokerto, Solo dan Yogya.

Setelah sukses menguasai pasar di Ja-Teng, pada 1996 NSG memutuskan untuk ekpansi ke luar Ja-Teng. Dengan bendera PT Nusantara Surya Sakti (NSS), NSG untuk pertama kalinya merambah ibu kota negara. Hal ini tentu saja tak mudah. Karena untuk masuk ke Jakarta, NSG tak bisa menentukan sendiri lokasi yang diinginkan. Sebaliknya, NSG harus tunduk pada rekomendasi PT Astra Honda Motor (AHM). Peraturan ini juga berlaku bagi dealer lain di seluruh Indonesia. “Kredibilitas perusahaan tentu menjadi pertimbangan, mulai dari penjualan sampai ketertiban administrasi, ujar Gunawan Kanadi, adik kandung Henry Kanadi.

Untuk menopang penjualan yang tumbuh pesat, NSG mendirikan Nusantara Ciptadana Finance (NCF) tahun 2000. Tujuannya untuk menerapkan konsep one stop service bagi konsumen. Maksudnya, konsumen cukup datang ke satu tempat untuk membeli motor secara kredit. “Konsumen sangat puas, karena dia cukup datang ke satu dealer dan tidak perlu ke perusahaan lain, ujar Maria Elisabeth Kanadi, Direktur Operasional NSG. Diakui Henry, mendirikan lembaga keuangan sendiri merupakan salah satu target utama perusahaan dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan memiliki nilai uang beredarnya yang sangat besar. Nah, sejak kehadiran NCF, maka NSG membiayai sendiri semua bentuk pembelian secara kredit, tak seperti sebelumnya di-back-up oleh BNI dan FIF yang merupakan lembaga pembiayaan resmi Astra.

Tak puas hanya di Jakarta, perusahaan ini terus mengepakkan sayap bisnisnya. Tahun 2001, NSG mulai menggarap pasar di luar Pulau Jawa yaitu Sulawesi. Alhasil, pada 2007 NSG sudah tersebar di 18 provinsi dengan 68 cabang.

Dengan keberadaan NCF, maka sejak itu NSG menjalankan tiga bendera bisnis, yakni: NS, NSS dan NCF. NS fokus menggarap pasar di Provinsi Ja-Teng dan DIY dengan didukung 16 dealer. Sementara NSS menggarap pasar dengan 52 dealer yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Ambon, NTT hingga Kupang. Adapun NCF tidak dibatasi wilayah operasionalnya, karena perusahaan ini ada di setiap kota di mana ada dealer NSG.

Dua tahun belakangan ini kinerja NSG tumbuh fantastis. Tahun 2006, NSG mencatat penjualan 80 ribu unit; sedangkan di tahun 2007 dipastikan perusahaan bisa menjual 100 ribu unit lebih. Menutup perjalanan tahun 2007, NCF diperkirakan membukukan nilai penyaluran kredit sebesar Rp 1 triliun. “Kami sangat yakin di akhir 2007 akan menyalurkan kredit sebesar itu, ujar Henry sambil menjelaskan, dari penjualan suku cadang dan bengkel, perusahaan meraih omset sekitar Rp 110 miliar per tahun. Adapun persentase pembelian lewat kredit terhitung lebih besar dibandingkan dengan pembelian tunai. “Perbandingannya 80% kredit dan 20% tunai, ujar Irawan Kanadi, Direktur Keuangan NSG.

Bahkan di tahun 2008 ini NCF menargetkan penyaluran dana mencapai angka Rp 1,8 triliun. Maklum mulai tahun depan, NCF memang tak hanya membiayai kredit motor untuk perusahaan sendiri, tapi juga dealer lain dengan aneka merek motor. “Sudah banyak dealer lain yang mengajak bekerja sama, ujar Maria Elisabeth Kanadi yang juga menjabat Presdir NCF.

Diungkapkan Maria, menjadi dealer motor Honda terbesar dan terbaik merupakan obsesi keluarga Kanadi, yang kini memiliki lebih dari 4 ribu karyawan. Setiap tahun perusahaan menargetkan angka pertumbuhan 20%-30%. Dalam angka ini NSG menargetkan perusahaan terus membuka cabang di kota-kota lain yang secara bisnis memungkinkan.

Kesuksesan yang diraih NSG agaknya tidak lepas dari peran anak-anak Kanadi. Dari 9 anak kandungnya, saat ini ada lima orang yang terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan. Selain Henry (53 tahun), Maria Elisabeth (51 tahun), Gunawan (50 tahun) dan Irawan (36 tahun), ada Tony Kanadi (46 tahun) sebagai Direktur Teknologi Informasi. Dijelaskan Henry, sejak beberapa tahun terakhir ini pengelolaan NSG dipegang generasi kedua. Sementara Kanadi dan istrinya banyak melakukan kegiatan sosial, meskipun kerap datang ke kantor pusat NSG di Jl. Cendrawasih 2 Semarang. Setiap hari kami masih terus mendapatkan motivasi dari orang tua,â€Â ujar Henry.

Keberhasilan regenerasi di NSG memang bisa dijadikan contoh. Walaupun NSG terhitung merupakan perusahaan keluarga, dalam operasionalnya perusahaan dikelola secara modern. Hal ini bisa dilihat dari penerapan teknologi informasi di seluruh jaringan grup perusahaan. Sejak tahun 2003, seluruh cabang bisa terkoneksi secara online dan real time. Yang menarik, di sini Tony berhasil mengembangkan sendiri sistem yang dioperasikannya dengan nama K-System (Kanadi System). Program yang dibuat khusus oleh Tony ini tak hanya diterapkan di internal perusahaan, tapi juga di berbagai perusahaan di Indonesia.

Menurut Tony, penerapan sistem online tersebut sangat membantu pengembangan perusahaan, sebab bisa memberikan pelayanan lebih baik kepada konsumen. Salah satu kemudahan yang diberikan adalah konsumen bisa membayar angsuran di lokasi NSG mana saja. “Dengan sistem ini, kami bisa melihat perkembangan perusahaan detik demi detik, ujar alumni Case Western Reserve University, Claveland, Ohio ini.

Penggunaan K-System yang dikenal simpel ternyata sangat tepat diimplentasikan di cabang-cabang yang berada di luar Jawa, yang kualitas SDM-nya masih kurang memadai. “Saking gampangnya program ini bisa dioperasikan oleh mereka yang tidak mengerti komputer sekalipun, ujar Tony.

Keberhasilan NSG diakui Christian Johan, Manajer Pemasaran Area Federal International Finance (FIF) Ja-Teng. Menurutnya, kinerja NSG sangat bagus dan agresif karena memiliki perusahaan pembiayaan sendiri sehingga bisa bergerak bebas, dan tak tergantung pada perusahaan lain. NSG, lanjutnya, sangat fleksibel dalam menentukan bunga kredit, sehingga mampu memberi bunga yang lebih rendah, tak terkecuali dibandingkan dengan FIF sendiri. Tak heran, pria asal Makassar ini menengarai NSG merupakan salah satu grup yang besar di luar AHM. “Manajemennya bagus dan unggul dalam penggunaan teknologi informasi, kata pria yang akrab dipanggil Chrisjo ini.

Hanya saja, Chrisjo merasa heran karena selama ini, NSG terkesan menghindari persaingan head to head dengan FIF. “Kalau kami mengambil di pasar genap seperti 48 atau 36, mereka lebih memilih angka di bawahnya, kami sendiri tidak tahu kenapa, katanya.

Lalu, bagaimana dengan rencana NSG ke depan? Maria mengungkapkan, ke depan keluarga Kanadi hendak mengembangkan usaha ke bisnis lain. Namun tentu saja, masih fokus di otomotif. Penjualan mobil merupakan alternatif yang hingga kini masih terus digodok untuk bisa diwujudkan. Yang jelas, untuk penjualan sepeda motor, keluarga ini masih tetap berkomitmen menjual Honda.


NSC FINANCE - 2010 Raih Keuntungan Bersih Rp. 30.78 Miliar (Naik 18.83%)
PT Nusa Surya Ciptadana (NSC Finance) membukukan laba bersih sebesar Rp.30.780.000.000,- pada tahun 2010, meningkat sebesar 18,83% dibandingkan dengan laba bersih yang dicatatkan pada 2009 sebesar Rp.25.900.000.000,-.
Laporan keuangan perusahaan yang baru saja dipublikasikan, menunjukkan perseroan membukukan kenaikan laba bersih yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatannya, yang naik sebesar 15,24%, karena peningkatan beban pajak yang rendah yaitu sebesar 2,6%.Beban pajak perseroan meningkat tipis dari Rp.9.440.000.000,- pada 2009 menjadi Rp.9.690.000.00,- pada tahun 2010. Adapun, pendapatannya meningkat dari Rp.356.940.000.000,- pada 2009 menjadi Rp. 411.370.000.000,- pada 2010.
Namun, NSC Finance tidak memerinci pendapatan yang diterimanya sehingga tidak tersurat segmen usaha yang digelutinya. Namun, dari laporan keuangan perusahaan yang berkantor di Jl. Brig.Jend Katamso No. 5 Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat itu ditunjukkan lini bisnis perusahaan adalah penyalur kredit sepeda motor khususnya HONDA dan DANA TUNAI.

Indikasi tersebut juga terlihat di sisi aset perusahaan yang menunjukkan perseroan memiliki piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp. 1.680.000.000.000,- pada 2010, meningkat sebesar 9,34% dari Rp.1.540.000.000.000,- pada 2009.
Piutang itu mendukung peningkatan tipis aset perseroan sebesar 8,75% menjadi Rp.1.570.000.000.000,- menjadi Rp.1.710.000.000.000,- pada periode yang sama.
NSC FINANCE, sendiri bercikal bakal dari Dealer HONDA ternama di Jakarta dengan nama NUSANTARA SURYA SAKTI MOTOR, yang berlokasi dibilangan SLIPI-KOTA BAMBU, atau tepatnya lebih dekat dengan daerah TANAH ABANG.

Pendiri NSS MOTOR adalah Bapak AMO HARTANTO KANADI (TAN AMO) yang wafat pada 17 Maret 2011, Usaha keluarga yang berkembang dan diteruskan oleh 9 putra-putri beliau :

1. HENRY KRISTANTO KANADI
2. MARIA ELISABETH KANADI
3. MARLINA KANADI
4. GUNAWAN KANADI
5. TONY KANADI
6. JONY KANADI
7. BINTORO KANADI
8. AGUS KANADI
9. IRAWAN KANADI

Demikianlah artikel "NSC Finance dan Sejarahnya". Semoga bermanfaat!
Dikutip dari : Majalah SWA
NSC Finance dan Sejarahnya NSC Finance dan Sejarahnya Reviewed by Putra on 11:32:00 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.