Keseimbangan Indera-Akal-Hati

Keseimbangan Indera-Akal-Hati
Kemantapan hidup hanya ditentukan dua hal: kaidah sains dan filsafat di satu pihak dan pihak agam di pihak lain. Kedua-duanya telah diragukan pada masa sofisme itu. Tentu saja sistem kehidupan telah kacau karena sistem nilai telah kacau. 

Lihatlah persoalan ini dengan cara lain, melalui alur lain. Bila dasar-dasar sains (maksudnya dasar-dasar teori sains) harus apriori (seperti yang di usulkan oleh Kant), berarti dasar-dasar sains itu sudah berada di dalam daerah filsafat, jadi bukan lagi daerah sains. Jika kebenaran sains dicari dasarnya dari daerah filsafat, berarti sains itu sudah relatif karena filsafat sudah jelas relatif pada dasarnya. 

Sebenarnya kebenaran sains sudah jelas bila ukuran kebenarannya diukur dengan ukuran sains. Ukuran kebenaran sains ialah kelogisan dan bukti empiris. Sains benar bila ia mempunyai bukti logis dan empiris. Kata logis disini ialah adanya hubungan sebab-akibat antara satu variabel dan variabel lainya. Dan bukti empiris maksudnya bukti nyata yang dapat di ukur, dapat di indera yang merupakan bukti nyata tentang adanya hubungan itu. 

Kant mengatakan bila sains dan filsafat hanya dijadikan alat, persoalannya di anggap selesai karena hidup memang memerlukan alat. Jadi kita tidak perlu mencari dasar-dasarnya yang rumit itu seperti yang dilakukan oleh Kant. Akan tetapi, akan tetapi mungkin ada sebab lain yang memaksa Kant menempuh jalan itu. Sains berguna, filsafat berguna, iman berguna pada posisi atau daerah masing-masing. Sains, filsafat, iman (hati) masing-masing mempunyai kebenaran, sesuai dengan ukuran masing-masing. Berikut ini adalah uraian yang relatif sistematis mengenai argumen yang di ajukan diatas. 

Menurut al-Syaibani (1979:130), manusia memiliki tiga kekuatan atau potensi yang sam pentingnya, laksana sebuah segitiga yang sisinya sama panjang. Potensi yang dimaksud ialah akal, jasmani, dan roh. Islam tidak dapat meneriam materialisme mengajarkan benda terpisah dari roh, atau sebaliknya spritualisme yang mengajarkan roh sama sekali terpisah dari benda. Islam tidak membenarkan akal tidak berkuasa merajalela sehingga menjadi pengetahuan yang diperoleh akal menjadi tidak terkendali. Islam berpendapat bahwa manusia mungkin maju bila terjadi perkembangan yang harmonis antara jasmani, akal, dan roh. 

Potensi manusia itu dapat di telusuri, misalnya dengan memperhatikan cara manusia bereaksi lingkungannya. Potensi-potensi itu lebih jelas, bila kita memperhatikan manusia memperhatikan cara manusia memperoleh pengetahuan. Secara umum manusia memperoleh perhatian melalui tiga jalan. Pertama, potensi jasmani yang berupa indera. Kedua, potensi akal (untuk objek yang tidak dapat di indera, tidak empiris). Ketiga, potensi hati (suara hati).

PENGETAHUAN MANUSIA
Macam Pengetahuan
Objek
Paradigma
Metode
Ukuran
Sains
Filsafat
Mistik
Empiris
Abstrak Logis
Abstrak supralogis
Positivistis
Logis
Mistis
Sains
Rasio
Latihan Mistik
Logis dan bukti empiris
Logis
Rasa,yakin, kadang-kadang empiris

Penggambaran potensi-potensi itu adalah sekedar penggambaran secara garis besarnya. Rinciannya tidak akan presis seperti itu. Di dalam matriks itu seolah-olah potensi itu masing-masing bekerja secara betul-betul terpisah dan sendiri-sendiri. Sebenarnya tidaklah demikian. Pembagian itu di dilakukan dengan maksud bahwa dalam memperoleh pengetahuan, ada potensi tertentu yang di dominasinya paling besar. Dalam kenyataan potensi itu saling membantu dalam memperoleh pengetahuan. Tatkala seseorang bekerja untuk memperoleh pengetahuan sains, potensi inderalah yang mengambil paling besar. Dan juga akan kelihatan bahwa ukuran kebenaran teori sains pada akhirnya ditentukan oleh ukuran yang bersifat material, inderawi. Di dalam pencarian sains, indera dibantu oleh akal. Sebabnya ialah indera mempunyai keterbatasan. Dengan mengandalkan indera semata, manusia tidak akan memperoleh sains yang bermutu tinggi, bahkan banyak yang salah. Keterbatasan indera terletak pada sirinya sendiri. Contoh: kalu terjadi gerhana, pukullah kentongan, gerhana itu akan menghilang (berhenti). Menurut indera hal itu benar karena secara empiris. Akan tetap, akal menyatakan bahwa menghilangnya gerhana itu bukan karena ada kentongan dipukul, karena kentongan tidak dipukul pun gerhana akan menghilang.
Keseimbangan Indera-Akal-Hati Keseimbangan Indera-Akal-Hati Reviewed by Putra on 11:41:00 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.