BACA:Jangan Menuduh sebelum anda baca KLARIFIKASI KASUS HAM 1998 PRABOWO TENTANG PENCULIKAN AKTIVIS, KASUS TRISAKTI, DAN DALANG KERUSUHAN MEI 1998,

BACA:Jangan Menuduh sebelum anda baca KLARIFIKASI  KASUS HAM 1998 PRABOWO TENTANG PENCULIKAN AKTIVIS, KASUS TRISAKTI, DAN DALANG KERUSUHAN MEI 1998,

BACA:Jangan Menuduh sebelum anda baca KLARIFIKASI  KASUS HAM 1998 PRABOWO TENTANG PENCULIKAN AKTIVIS, KASUS TRISAKTI, DAN DALANG KERUSUHAN MEI 1998,
BACA:Jangan Menuduh sebelum anda baca KLARIFIKASI  KASUS HAM 1998 PRABOWO TENTANG PENCULIKAN AKTIVIS, KASUS TRISAKTI, DAN DALANG KERUSUHAN MEI 1998,


WAJIB BACA: bagi tmn sy yg sll blg prabowo itu planggar ham berat, ngejaga kluargany aj brantakn aplgi negara. okey slma ini sy terdiam. sy hny akn brkta jika sy memiliki pnjelasan yg akurat dan ini sy paparkan tentang kejadian kasus ham yg memilukan bangsa ini, apa yg sebenarny terjadi pd masa itu, syp dalang d balik itu, dan d tulisan ini pun klian bs mlihat apa alasan mengapa p prabowo dgn istriny berpisah.pdhl mrk saling mencintai.

ada baik ny kalian baca dlu apa yang terjadi sebenarnya pada masa itu sblum menghujat org.ya ini sebagai slah satu pengetahuan kita ttg sejarah yg memilukn yg prnh terjadi d negri ini. tim jokowi jg boleh baca qo, inikn ilmu pngtahuan sejarah jg.

PS lahir di Jakarta 17 Oktober 1951.
Beliau adlh mantan Danjen
Kopasus, Pengusaha sukses, Politisi
dan calon presiden 2014. PS adlh
putera dr begawan ekonomi
Indonesia, Soemitro
Djojohadikusumo. Beliau jg cucu dr
Raden Mas Margono
Djojohadikusumo yg merupkn pendiri Bank Indonesia (BI). Dari
silsilahnya tampak
bahwa PS memiliki “darah biru” elit
pemimpin Indonesia bahkan jauh
seblm republik ini lahir. PS
menikahi Titiek, puteri Presiden
Soeharto, keputusan yg tampak
prospektif saat itu nmun mjd
blunder dlm hdpnya dikemudian
hari. Dg latar belakang keluarga
intelektual, PS mewarisi kecerdasan
ayahnya, beliau dikenal sgt cerdas
di sekolah maupun di AKABRI.
Beliau adlh alumnus AKABRI (1974)
namun tdk byk yg tahu bahwa
selulus SMA PS juga diterima di
Harvard University. Karirnya
dibidang militer terbilang sgt
cemerlang dan membanggakan.
Karir militer PS trmsk yg tercpt dlm
sejarah ABRI. PS bahkan sempat
disebut sbg “The Brightest Star”.
Dan dialah jendral termuda yg
meraih 3 bintang pd usia 46 thn.
Sbg sesama orang militer PS bs
dianggap sbg “antitesa” dr SBY,
mgk krn karir beliau yg byk diisi dg
penugasan di satuan tempur. Meski
sama2 mpk “The Rising Star” di
tubuh ABRI saat itu, SBY lebih
dikenal sbg perwira intelektualnya
ABRI. Brbeda dg SBY yg cenderung
analitis dan berhati2 dlm
mengambil keputusan, sbg perwira
lapangan PS cenderung cepat
“Take action”. Saat keputusan
sudah dibuat PS akan
menjalankannya dg penuh
“determinasi”, beliau siap
menanggung segala
konsekuensinya.
Salah satu contohnya adlh perihal
peristiwa penculikan aktivis yg tlh
mencoreng nama baik & mjd
penyebab kehancuran karir
militernya. DKP yg menyelidiki kasus
ini tdk prnah mngungkapkan hsl
pemeriksaannya kpd publik. Tdk
juga kpd PS yg notabene mjd
tertuduhnya. Tampaknya Wiranto
sengaja mengambil manfaat agar
“prasangka publik”
menghukum PS lbh berat drpd
dosanya. Meski PS berikeras
mengatakan tak pernah
perintahkan, namun beliau
mengambil alih tanggung jawab
anak buahnya. “Saya ambil alih
tanggung jawabnya”, begitu kata
beliau saat itu. Sikap yg hrs dibyr
mahal dg hancurnya karir militer yg
gilang gemilang, namun jg
menunjukkan kualitas
kepemimpinan PS.

Jika PS bnr bersalah, mengapa
justru korban2 penculikan spt Pius
L Lanang & Desmond J Mahesa
justru mjd pengurus Partai
Gerindra?
Meski begitu, kualitas
kepemimpinan PS justru sdh teruji
di saat2 paling kritis yg pernah
dialami negeri ini. Bagi mereka yg
lelah dg kepemimpinan yg lemah,
lama mengambil keputusan, selalu
terkesan ragu2 tampaknya PS adlh
jawabannya. Bagi mereka yg muak
dg pemimpin yg sibuk selamatkan
diri sendiri saat ada masalah
mk PS adlh pilihan yg patut
dipertimbangkan. Dibanding
memilih mengorbankan anak
buahnya, PS memilih utk ambil alih
tanggung jawab & menanggung
sendiri resikonya. Seorang kapten
kapal yg baik bukanlah yg pertama
selamatkan diri saat kapal
tenggelam, tp justru yg terakhir.
Sayang, karir militer PS yg gilang
gemilang itu berakhir dg cara yg
kurang mengenakkan, bahkan bisa
dikatakan memilukan. PS bisa
dikatakan pihak yg dikalahkan dlm
proses perebutan kekuasaan dan
pengaruh di tubuh militer pd
masa2 kritis thn 1998.
Berbicara ttg PS kita tdk bisa lepas
dr peristiwa kelam Mei 1998 yg
mencoreng nama bangsa
Indonesia selamanya itu. Dan
sebagai pihak yg kalah PS mjd
“kambing hitam” dr semua
kejadian tsb. Ini tentu sj berpotensi
mjd pengganjal pencapresannya.
Stigma sbg “penjahat
kemanusiaan” pasti akan
dimanfaatkan sbg senjata lawan2
politiknya utk menjatuhkan PS. Jika
mmg benar PS adlh tokoh yg
bertanggung jwb thd peristiwa itu
mk dia sdh menerima segala
hukumannya. Bayangkanlah
perasaan PS yg karir gemilangnya
didunia militer yg bgitu dicintainya
itu hrs brhenti dg sejuta rasa malu
dan aib.
Lalu bgm jika semua itu tdk benar?
Layakkah PS tersandera oleh
prasangka tanpa bukti?
Lantas layak pulakah bangsa
Indonesia kehilangan kesempatan
utk dipimpin oleh putera
terabaiknya, hny krn asumsi yg
belaka?
Utk dpt menilai PS secara lbh
obyektif, mk kami akan bahas
kembali secara detail peristiwa yg
tjd di thn 1998 itu. Kami akan
jelaskan apa yg sesungguhnya
terjadi pd peristiwa mei 1998 dari
sudut pandang yg berbeda dr
pemahaman umum selama ini.
Jauh seblm peristiwa mei 98,
proses penghancuran nama
baik PS sdh tjd. Semua berawal dr
rivalitas antara Prabowo & Wiranto.
Ketdk harmonisan PS dan Wiranto
mmg sdh berlangsung sejak lama.
Mgkn krn background keduanya yg
jauh berbeda. PS yg kosmopolitan
cenderung memiliki pola pikir yg
terbuka sementara Wiranto dg latar
belakang Jawa yg sgt kental lbh
tertutup. Namun PS yg terbiasa dg
persaingan terbuka sejak kanak2
menganggap rivalitas semacam itu
sbg hal biasa & tdk dijadikan
personal. Berbeda dg Wiranto yg
berlatar belakang sgt 'Jawa
Tradisional' itu, dia lbh mirip dg
Soeharto dlm menyikapi suatu
rivalitas. Lihat saja nasib yg
menimpa pesaing2 Soeharto yg
mengganggu karir militernya di
masa lalu, jika tdk mati, membusuk
di penjara. Indikasi ketidaksukaan
Wiranto terlihat dg absennya beliau
sbg Pangab dlm acara serah terima
Pangkostrad Letjen Soegiono
kpd PS. Begitu jg saat
pemberhentian secara
hormat PS sbg perwira militer,
beliau mencopot tanda2
pangkat PS dg satu tangan saja.
Proses berakhir secara paksanya
karir militer PS mmg tdk bisa
dilepaskan dr rivalitas perwira
muda dan perwira tua. PS sbg
representasi perwira muda tentu
saja mjd sasaran tembak utama
saat itu. Posisi PS saat itu benar2
terjepit, di satu sisi dia adlh
menantu penguasa yg sdg mjd
sasaran sentimen negatif rakyat. Di
sisi lain akibat manuver Wiranto cs,
Soeharto yg msh punya pengaruh
justru membencinya sampai ke
ubun2. Sampai2 kpd penggantinya
Habibie, beliau menyampaikan
pesan khusus utk
“mengamankan” PS.
Bagaimana hal tsb bisa tjd?
Semua tdk terlepas dr peristiwa
Mei yg mengerikan itu. Peristiwa yg
hingga kini msh menghantui
republik ini.

Sesungguhnya ada 3 tuduhan
utama yg diarahkan kpd PS ;
Penculikan aktivis, penembakan
mahasiswa Trisakti dan dalang
kerusuhan Mei 1998, tdk satupun
tuduhan tsb yg terbukti.
Seandainya PS bersalah bukankah
Pangab saat itu Wiranto? Bukankah
sbg Panglima beliau yg seharusnya
paling bertanggung jawab?
Mengapa hingga saat ini PS tdk
pernah diberitahu ttg hsl
penyelidikan DKP shg tdk bisa
membela diri?
Mengenai penembakan mahasiswa
Trisakti Wiranto jg terkesan sengaja
‘buying time’ dg tdk mengusut
kasus ini secara cepat?
Akibatnya tuduhan kembali ke PS yg
jadi bulan2an opini publik,
dicurigai sbg org dibalik
penembakan itu. Meski banyak
sekali keanehan thd tuduhan ini
namun fitnah sdh mencapai
sasaran, dan sekali lagi PS terlanjur
mjd pesakitannya. Tuduhan
mengarahkan Prabowo di balik
penembakan, dg konspirasi
anggota kopasus memakai
seragam Polri sebagai pelaku
penembakan sniper. Teori
konspirasi ini tak pernah terbukti,
krn peluru snipper diatas 7 mm &
proyektil peluru tertanam di korban
kaliber 5,56 mm. Sementara
korban dipilih secara random,
kalau snipper akan memilih
misalnya pemimpin demo atau
target pilihan.
Lima hr setlh insiden
Trisakti, PS dtg ke rmh Herry
Hartanto. Di bwh Al Qur’an dia
bersumpah.
Di dpn Syahrir Mulyo Utomo orang
tua korban; “demi Allah saya tidak
pernah memerintahkan
pembantaian mahasiswa”.
Perihal keterlibatan PS atas
penembakan mahasiswa Trisakti,
tgl 14 tjd pertemuan di Makostrad
atas inisiatif Setiawan Djodi.
Pertemuan antara PS & tokoh
masyarakat al; Buyung Nasution,
Setiawan Djodi, fahmi Idris,
Bambang Widjoyanto (skrg pimp
KPK). Dlm prtemuan itu PS ditanya
ttg keterlibatannya, dia jwb
“Demi Allah sy tdk terlibat, sy di set-
up”. Mnurut Buyung terlihat jujur.
Peristiwa selanjutnya semakin
memperkuat ketidak
terlibatan PS atas peristiwa
penembakan mahasiswa tsb. Dan
Puspom ABRI Sjamsu Djalal
menghadapi kesulitan memaksa
Kapolri Dibyo Widodo utk serahkan
anggotanya yg dicurigai terlibat.
Disinilah peran Wiranto terlihat, 17
hari setlh insiden itu berlalu baru
Wiranto memanggil Dibyo
perintahkan utk serahkan anggota.
Itupun anggota diserahkan ke
Polda bukan ke POM ABRI, padahal
Polri saat itu msh mjd bagian ABRI
dan Pangabnya adlh Wiranto.
Sementara senjata sbg barang
bukti baru diserahkan tgl 19 Juni
98, hampir satu bulan sejak
peristiwa tjd. Thn 2000, uji balistik
di Belfast, Irlandia membuktikan
bahwa peluru berasal dr anggota
Polri unit gegana.
Siapa sesungguhnya dibalik
pristiwa itu?
Siapa yg beri perintah?
Jelas bkn PS yg sbg Pangkostrad tdk
pny jalur komando ke Polri.
Bagaimana dg tuduhan PS sbg otak
dibalik kerusuhan Mei 98?
Benarkah dia yg bertanggung
jawab atas peristiwa tsb?
Atau kembali lagi beliau
dikorbankan akibat proses
perebutan kekuasaan terselubung
diantara para elit militer saat itu?
Apakah benar kerusuhan tsb tjd
krn spontanitas atau ‘crime by
omission’ (kejahatan krn
pembiaran) atau bahkan ‘terror by
design’?
Mari kt kembali ke jaman yg tdk
mengenakkan itu. Kadang utk
mencari kebenaran sejarah kt
butuh ‘mesin waktu’. Kita juga
membutuhkan testimoni para
pelakunya yg saat ini msh hidup
bahkan sdg berkuasa. Sedikit dr
kita yg mengetahui apa peran SBY
dlm proses pergantian kekuasaan
saat itu, pdhal beliau jg ckp
berperan. Nanti akan kt bahas.
Kembali ke bulan Mei 98,
sebagaimana mjd kepercayaan
umum bahwa penembakan
mahasiswa Trisakti mengakibatkan
tjdnya kerusuhan besar2an.
Benarkahkah demikian?
Bukti2 menunjukkan bahwa
kerusuhan mei 98 itu bukanlah
spontanitas kemarahan warga
akibat peristiwa Trisakti.
Adakah rekayasa pihak tertentu
atau setidaknya pembiaran shg
peristiwa itu bisa tjd?
Mari kita lihat secara jernih bukti2
yg ada.
Satu peristiwa yg bisa dijadikan
kunci keterlibatan Wiranto pd
peristiwa tsb adlh kepergiannya ke
Malang saat ibukota sdg
genting2nya. Sebab Wiranto sdh
tahu akan ada kerusuhan di
Ibukota tapi tetap bersikukuh utk
pergi ke Malang. Acara di Malang
adlh serah terima PPRC dr Divisi I
ke Divisi II, Wiranto mjd Inspektur
upacaranya. Sebenarnya itu adlh
acara rutin yg bisa diwakilkan.
Bayangkan, utk serah terima
Pangkostrad sj dia bisa
berhalangan hadir.
Bgm mgkn dlm kondisi Ibukota
genting dia sbg pemegang kunci
komando lbh mmilih jd Irup acara
seremonial spt itu?
Sgt tdk bs diterima akal sehat!
Apalagi mengingat tgl 13 Mei mlm
Wiranto memimpin rapat Garnisun
Jkt utk mnanyakan situasi terakhir.
Lbh mencurigakan lg bhw
sesungguhnya Kasum TNI Fahrur
Razi saat itu sdh ditunjuk
Pangkostrad PS mjd Irup di malang.
Tetapi sekonyong2 diambil alih
oleh Wiranto.
Suatu kbtlan atau kesengajaan?
Mungkinkah Wiranto sbg Pangab
tdk tahu menahu kondisi Jkt?
Dlm kondisi Ibukota tjd kerusuhan
Wiranto malah pergi ke Malang dg
mengajak komandan2 spt Danjen
kopasus, komandan Marinir, dll.
Lbh mencurigakan lg
sesungguhnya PS sdh brulang kali
mnghubungi Wiranto utk batalkan
kepergiannya, Wiranto jwb “Show
must goon”. Ini mirip dg Soeharto
tahu akan gerakan 30 september
namun sengaja tdk melakukan
tindakan apapun utk
mencegahnya. Seblmnya, saat
situasi makin mengarah rusuh 12
Mei 1998 Panglima TNI Wiranto tdk
memerintahkan pasukan utk
berada di Jkt. Atas permintaan
Pangdam Jaya yg mendpt perintah
dr Mabes ABRI,
Pangkostrad PS kemudian
membantu pengamananIbukota.
Pangkostrad PS kemudian
membantu Pangdam Jaya dg
mendtgkan pasukan dr Karawang,
Cilodong, Makasar dan Malang utk
bantu Kodam. Tp sekali lagi
Wiranto tdk mau memberi bantuan
pesawat hercules shg PS mencarter
sendiri pesawat garuda dan
mandala. Sehrsnya jk negara dlm
keadaan genting spt itu Panglima
wajib mengambil alih komando
dan secara fisik wajib berada di
lokasi. Tp yg tjd justru tdk terlihat
sedikitpun itikad baik Wiranto utk
mencegah terjdnya chaos yg
menelan korban hingga ribuan
orang tsb. Anehnya justru
belakangan kubu Wiranto yg
melemparkan kesalahan kpd PS yg
dianggap mengakibatkan
kerusuhan itu.
Bukankah Wiranto sudah
menggelar rapat Garnisun tgl 13
mei utk menanyakan situasi
terakhir?
Apakah Zaki Anwar Makarim sbg
ketua Badan Intelijen ABRI tdk
pernah mengingatkan Wiranto
akan ada kerusuhan?
Bukankah PS sendiri sudah
mengingatkan Wiranto akan tjd
kerusuhan dan mencegahnya pergi
ke Malang?
Mengapa Wiranto tdk bergeming?
Lantas apa sebenarnya tujuan
Wiranto membentuk pam
swakarsa?
Pam swakarsa ini rencananya akan
dipakai sebagai perlawanan
kalangan sipil thd demo yg semakin
menjadi2 saat itu. Namun
belakangan dicurigai bahwa justru
pam swakarsa inilah salah satu
penyulut kerusuhan Mei tsb. Jauh
seblm peristiwa mei tjd, mantan
Kakostrad Kivlan Zein bersaksi
bahwa dialah yg diperintahkan
Wiranto utk membentuk Pam
Swaraksa.
Mengapa Wiranto menolak
permohonan bantuan Hercules PS
shg dia hrs mencarter sendiri pswt
Garuda dan Mandala?
Mengapa saat PS mengerahkan
pasukan utk berusaha
menghentikan penjarahan
‘sistematis’ toko2, Justru Panglima
TNI melalui Kasum Fahrur Razi
malah melarang pengerahan
pasukan utk membantu Kodam
Jaya?
Mengapa panser2 dan pasukan yg
sdh siap saat itu tdk bisa bergerak
krn menunggu perintah yg tak
kunjung datang?
Keragu2ankah atau kesengajaan?
Yg jelas akibatnya ribuan nyawa
melayang sia2, ratusan wanita
diperkosa, aset2 pribadi dibumi
hanguskan!
Bukti lain semakin mengarah kpd
Wiranto sbg dalang sesungguhnya
dr kerusuhan Mei 98 dr pengakuan
mantan Ka Puspom ABRI Sjamsu
Djalal. Melihat kondisi ibukota yg
makin tdk terkendali, beliau
menyarankan utk berlakukan jam
malam, namun Wiranto tdk
bergeming. Artinya ada lebih dari
satu org yg mmberi peringatan kpd
Wiranto saat itu, Jd keputusannya
berangkat ke Malang adlh bagian
dr ‘rencana’. Makin terkuak disini
bhw PS yg justru berupaya
mengamankan situasi malah
dijadikan kambing hitam sbg
pelaku kudeta.
Pertanyaan slanjutnya adlh, bnrkah
kerusuhan mei itu murni
spontanitas warga atau krn
rekayasa dlm kaitan perebutan
kekuasaan saat itu?
Mengenai pembentukan pam
swakarsa, Kivlan Zein sdh memberi
testimoni bahwa itu adlh bentukan
Wiranto, dia yg ditugasi. Perintah
pembentukan Pam Swakarsa
diberikan oleh Wiranto, Dia panggil
Kivlan Zein utk meminta dana dr
Setiawan Djodi. Pertemuan ini
diatur oleh Jimmly Asshidiqie, dlm
prtemuan tsb Wiranto mngatakan
ini perintah Habibie, Jimmly akbrab
dg Habibie dlm ICMI. Kerusuhan yg
tjd krn spontanitas biasanya
meluas dg menjalar, tdk serempak
dimulai di seluruh penjuru kota dlm
wkt yg bersamaan. Satu2nya
jawaban yg bs diterima akal sehat
adlh bhw kerusuhan itu tjd ‘by
design’ dimulai berdasarkan
komando pihak2 tertentu.
Mengapa pd pagi hari tgl 14 Mei
ada pasukan dari Solo
diterbangkan ke Jakarta dan
mendarat di Halim?
Disaat yg sama kerusuhan terjadi
bersamaan antara Jakarta dan Solo,
semua tjd pd pagi hari di wkt yg
persis bersamaan, tdk ada jeda.
Seolah2 mengisyaratkan bhw
kerusuhan di kedua kota ini sdh
direncanakan matang seblmnya
dan dibwah komando yg sama.
Disaat massa mulai menjarah di Jkt
disaat yg sama kejadian serupa tjd
di Solo, modusnya sama persis!
Jika kerusuhan itu spontanitas,
mengapa dimulai secara serempak
di berbagai penjuru Jkt sekaligus
Solo?
Di salah satu pertokoan, ada
kesaksian seorg ibu yg mencari
anaknya yg ikut msk ke Jogja Plaza
krn disuruh seseorg. Tp dilantai 2
ditampar & disuruh keluar dan
akhirnya keluar seblm pintu ditutup
dr luar? Kt taju akhirnya Jogja Plaza
dibakar.
Siapakah mrk itu?
Mungkinkah mahasiswa atau
penduduk urban sengaja
memasukkan massa ke dlm gedung
lalu membakarnya dr luar?
Atau ada pihak tertentu yg sengaja
memobilisasi massa spy tjd kondisi
chaos yg memungkinkan pihak2
tertentu ambil peranan?
Sebagaimana yg kt ketahui
selanjutnya, kondisi chaos itu
sendiri akhirnya mempercepat
proses jatuhnya Soeharto dr
tampuk kekuasaan.
Lalu siapakah yg diuntungkan dr
jatuhnya Soeharto?
Adakah Wiranto cs atau PS ?
Yg jelas sesaat setlh lengsernya
Soeharto, Wiranto sbg Pangab dg
mudahnya menghancurkan karir
militer PS.
Dg tdk mengurangi rasa hormat
kpd aktivis mahasiswa 98’ kami hrs
sampaikan bhw sesungguhnya
kejatuhan soeharto bkn krn demo.
Tetapi lbh karena pengkhianatan
para elit, baik sipil maupun militer
yg mana mrk sesungguhnya bagian
dr kroni Soeharto sendiri. Peristiwa
jatuhnya Soeharto dr kekuasaanya
itu sendiri lebih tepat dikatakan
hasil dr sebuah kudeta halus (soft
coup), yang memanfaatkam
demonstrasi mahasiswa yg
merebak dimana2 sbg ‘trigger’nya.
Rupanya dlm suasana genting
jatuhnya kekuasan Soeharto itu
diwarnai pula olh rivalitas yg
muncul ke prmukaan diantara para
perwira ABRI. Akibat lemahnya
kepemimpinan Wiranto sbg Pangab
ditambah suasana yg tdk menentu,
msg2 perwira berusaha cari
manfaat atas situasi tsb. Para
perwira berusaha ‘berinvestasi’ pd
masa depan msg2, setdknya
mengamankan posisi mrk masing2.
Pd saat itu terlht jelas di tubuh ABRI
sndiri tdk solid dibwh satu
komando, masing2 pny agenda
sendiri2 dan saling curiga satu
sama lain. Salah satu contohnya
adalah adanya siaran pers dr
puspen ABRI menjelang
berakhirnya kekuasaan Soeharto.
Siaran pers yg walau dibantah
langsung oleh Wiranto namun
turut mempercepat proses
lengsernya Soeharto. Dimana salah
satu isi dr rilis tsb adlh dukungan
thd sikap PBNU yg mendukung
Presiden Soeharto lengser
keprabon. Sebenarnya itu bkn mpk
rilis resmi ABRI krn tdk pakai kop
surat dan tdk ditanda tangani.
Menurut Makodongan, siaran pers
dukungan thd sikap PBNU itu
dibuat oleh Mardianto dan
Kasospol saat itu !
Meski tengah malam itu jg Wiranto
membangunkan seluruh perwira
utk menarik rilis itu dr seluruh
media massa agar tdk diterbitkan.
Nmn sdh terlanjur beredar &
Soeharto yg tahu ttg ini semakin
khilangan perspektif thd kondisi
lapangan, terutama mengenai
dukungan ABRI. Kejadian ini
semakin memperburuk
hubungan PS dan Wiranto krn dia
menganggap Prabowolah yg
mengadukan ini ke Presiden. Tgl 18
Mei Harmoko yg selalu menjilat
Soeharto akhirnya mjd Brutus dg
meminta beliau secara arif dan
bijaksana utk mundur. Sikap
Harmoko ini cukup mengejutkan
mengingat keberadaannya sbg
Ketua DPR/MPR adlh semata2 utk
mengamankan kekuasaan
Soeharto. Sebelumnya dia selalu
langganan dipilih sbg mentri oleh
Soeharto, bs dikatakan dia
memperoleh segala2nya krn
Soeharto. Namun krn desakan
mahasiswa & tokoh masyarakat
akhirnya dia memilih utk
menyelamatkan diri sendiri. Namun
begitu prnyataan pimpinan DPR/
MPR itu dsambut gegap gempita
oleh mahasiswa yg menduduki
gedung DPR & masyarakat seluruh
Indonesia, tp kegembiraan itu tdk
berlangsung lama krn pkl 23.00
Wiranto menyampaikan bhw ABRI
menolak pernyataan Harmoko itu.
Melihat situasi yg semakin tdk
menguntungkan kekuasaannya
sebenarnya Pak harto sdh berniat
mundur dr jabatannya. Namun dia
ingin memastikan pasca
mundurnya dia sbg Presiden tdk
ada chaos yg membuka peluang
bagi militer utk berkuasa.
Tgl 19 Mei dibuatlah pertemuan dg
bebrp tokoh msyarakat spt Gus
Dur, Nurcholis Madjid, Emha Ainun
Nadjib, dll minus Amien Rais. Dlm
pertemuan tsb Soeharto
menyatakan akan membentuk
Kabinet Reformasi yg akan
menyiapkan pemilu. Sementara itu
menjelang rencana Amien Rais yg
akan mengumpulkan massa di
Monas tgl 19 Mei, Wiranto adakan
rapat di Mabes. Dlm rapat yg
dihadiri para perwira tinggi militer
itu kembali muncul perbedaan
antara PS dan Wiranto. Dlm rapat
itu Wiranto mengatakan bhw
perintah yg dibuat adlh mencegah
masuknya pendemo dg segala cara
(at all cost).
PS bertanya berulang2 apa mksd
perintah itu?
Apakah akan digunakan peluru
tajam?
Tdk dijwb dg jelas oleh Wiranto.
Kivlan Zein menggelar tank dan
panser dg perintah “lindas saja
mereka yg memaksa masuk
Monas!”. Kivlan Zein
meminta PS agar Amien Rais
membatalkan rencana demo sejuta
umat di Monas. “Dr pd sy dimusuhi
umat Islam lbh baik saya tangkap
Amien Rais” kata Kivlan. Akhirnya
Amien Rais batalkan rencana demo
di Monas.
Saat menghadapi
Habibie PS berkata,
“Pak, Bapak sepuh mgkn akan
lengser siapkah anda
menggantikannya?”
Selanjutnya PS meminta Habibie
utk mempersiapkan diri. Disini
terlihat bhw Prabowo merasa tdk
pny masalah dg Habibie. Dan jk kita
baca ulang berita2 media jauh
seblmnya, juga tampak jelas
hubungan kedua tokoh ini sangat
akrab. Berulang
kali PS menyampaikan
kekagumannya pd Habibie, begitu
juga sebaliknya.
PS yg berhasil meredakan situasi
merasa akan dapat pujian, mk
datanglah ke Cendana. Tapi lacur,
disitu sdh ada kelompok Wiranto yg
duduk bersama2 dg Soeharto dan
putera-puterinya. Rupanya disitu
Wiranto ‘mengadukan’ ttg
manuver PS yg mengindikasikan dia
runtang runtung dg Habibie dan
para aktivis. Saat dia tiba, Mamiek
lgsg menghardik PS dg kasar sambil
mengacungkan telunjuk hny satu
inci dr hidung muka PS Sambil
berkata
“Kamupengkhianat! Jgn injakkan
kakimu di rmh saya lagi!”
PS keluar menunggu sambil
bilang,“Saya butuh
penjelasan”.Titiek istrinya hny bisa
menangis, lalu dia pulang.
Saat itu sesungguhnya PS sdh
dikalahkan, kalah oleh lobby dan
pendekatan Wiranto yg
meyakinkan. Dalam kondisi
gamang spt itu mmg Soeharto sgt
rentan menerima informasi yg
dipelintir. Hal yg sama akan
terulang kembali pd Habibie. Kali
ini Wiranto sendiri mengakui ada
informasi yg salah ditangkap
Habibie dr dirinya.
Sementara itu Habibie yg merasa
terancam dg rencana
pembentukan Kabinet Reformasi
mengeluarkan kartu As-nya. Dia
dan 14 mentri ekuin di bwh
Ginandjar Kartasasmita
menyampaikan keberatannya utk
mjd bagian dr Kabinet Reformasi.
Soeharto merasa benar2 terpukul
atas kejadian terakhir ini krn
merasa ditinggalkan. Apalagi
diantara mrk ada yg dianggap sbg
orang2 yg dia ‘selamatkan’. Malam
itu Soeharto terlihat gugup &
bimbang, suatu kejadian langka.
Namun disaat2 penuh kekecewaan
itu hadir sahabat2 sejati yg
menunjukkan kesetiaannya.
Malam itu hadir di cendana para
mantan wapres menyampaikan
dukungannya; Umar
Wirahadikusuma, Sudharmono, Try
Sutrisno.
Pkl 23.00 Soeharto panggil PS ,
Saadilah Mursyid dan Wiranto.
Beliau sampaikan bhw besok akan
serahkan kekuasaan pd habibie.
Esok paginya, Harmoko, Syarwan
Hamid, Abdul Gafur, Fatimah
Ahmad, Ismail Hasan Metareum
menemui Soeharto di ruang
Jepara.
“Ada dokumen lain lg?”
“Tidak Pak”, jawab Harmoko.
“Baik kalian tunggu saja disini, saya
akan laksanakan pasal 8 UUD 45”
Di Credential Room Soeharto
bertemu Habibie tp dia melengos.
Soeharto sangat sakit hati dg murid
kesayangannya ini. Selesai
menyampaikan pidato
pengunduran dirinya, dia
menyalami Habibie & kembali ke
ruang Jepara. Kpd para pimpinan
DPR/MPR itu dia berkata,
“Saya sdh bukan presiden lagi”.
Mbak Tutut sembab matanya krn
menangis. Harmoko melongo.
Pagi itu adlh pertemuan terakhir
Soeharto dan Habibie. Bahkan saat
kritis menjelang ajalnyapun,
Habibie dilarang menemui
Soeharto. Hubungan Soeharto &
Habibie adlh hubungan panjang
dua manusia yg berhasil mjd
pemimpin negeri ini. Soeharto sdh
mengenal Habibie sejak habibie
msh anak2. Bahkan saat ayah
habibie meninggal, Soeharto-lah yg
menyolatkannya. Soeharto-lah yg
menutupkan mata ayah Habibie
saat meninggal dunia. Bahkan dlm
buku biografinya, Soeharto tdk
segan2 menunjukkan kepercayaan
& rasa sayangnya thd Habibie.
Soeharto pula yg mengirim utusan
utk menjemput Habibie di Jerman
utk kembali ke Indonesia. Kt belajar
dr sini. Bgm demi kedudukan
hubungan umat manusia yg begitu
dlm mampu dikorbankan
Pkl 23 malam PS dan Muhdi
bertemu dg Habibie di
kediamannya utk memberi
dukungan pd Presiden baru.
Namun keesokannya pd tgl 22 mei,
selesai Shalat Jumat PS mendpt
kabar mengejutkan, bagai petir di
siang bolong. PS di Makostrad
ditelp Mabes AD, diminta
menanggalkan benderanya.
Perintah itu tak lain artinya bhw
jabatannya dicopot. PS ingat
perkataan Habibie jauh seblmnya,
“Prabowo, kpn pun km ragu temui
sy, jgn pikirkan protokoler!”
Mk PS menemui Habibie yg sdh mjd
Presiden dan berkata:
“Ini penghinaan bagi keluarga sy
dan keluarga mertua saya”.
Habibie menjelaskan kl dia
mendptkan laporan dr Pangab bhw
ada gerakan pasukan Kostrad
menuju Jakarta, kuningan dan
istana. PS minta setdknya 3 bln di
Kostrad. Habibie menolak,
“Tidak, sampai matahari terbenam
anda harus menyerahkan semua
pasukan!”
Dari sini kembali terlihat, untuk
kedua kalinya PS dikalahkan oleh
lobby & pendekatan Wiranto. Kelak,
Wiranto sendiri mengakui bhw ada
kemungkinan informasi yg
diberikan diterima secara salah
oleh Habibie. Namun
kesalahpahaman apapun
itu, PS sdh terlanjur mjd pihak yg
dirugikan. Hancurnya karir militer
yg begitu gilang gemilang. Kita tdk
prnh tahu apkh baik Soeharto
maupun Habibie sama2 salah
mengartikan informasi yg
disampaikan Wiranto. Atau mmg
ada kesengajaan melakukan
misinformasi thd PS mengingat
persaingan internal ABRI saat itu.

Semoga menambah wawasan & jd
pelajaran bagi kita semua
Semoga bisa ckp menyadarkan kita
utk tdk terlalu mudah percaya pd
pandangan umum & selalu
bersikap kritis | END
BACA:Jangan Menuduh sebelum anda baca KLARIFIKASI KASUS HAM 1998 PRABOWO TENTANG PENCULIKAN AKTIVIS, KASUS TRISAKTI, DAN DALANG KERUSUHAN MEI 1998, BACA:Jangan Menuduh sebelum anda baca KLARIFIKASI  KASUS HAM 1998 PRABOWO TENTANG PENCULIKAN AKTIVIS, KASUS TRISAKTI, DAN DALANG KERUSUHAN MEI 1998, Reviewed by Putra on 10:41:00 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.