Kerangka Berfikir Aliran-Aliran Kalam
Kerangka Berfikir Aliran-Aliran Kalam
1. Perbedaan pendapat didalam masalah objek teologi sebenarnya berkaitan erat dengan cara (metode) berpikir aliran-aliran ilmu kalam dalam menguraikan objek pengkajian (persoalan-persoalan kalam).
2. Perbedaan metode berpikir secara garis besar dapqt dikatagorikan pada dua macam, yaitu metode berpikir rasional dan tradisional
3. Metode berpikir rasional memiliki prinsip-prinsio berikut :
4. Metode berpikir tradisiuonal memiliki prinsip-prinsip berikut :
a. Terikat pada dogma-dogma dan ayat-ayat yang mengandung arti zhanni (yang mengandung arti lain selain ma’na harfiyah).
b. Tidak memberikan kebebasan pada manusia dalam berkehendak dan berbuat.
c. Memberikan daya yang kecil kepada akal.
Teologi Rasional memberikan peranan yang besar pada akal, yaitu Akal dapat
(1).Mengetahui Tuhan (MT),
(2).Kewajiban Mengetahui Tuhan (KMT),
(3).Mengetahui Baik dan Jahat (MBJ),
(4).Kewajiban Mengerjakan yang Baik dan Menjauhi yang Jahat (KMBJ).
Teologi Tradisional memberikan peranan kecil pada akal, dari ke empat hanya MT saja yang bias di jangkau oleh akal. Selebihnya diketahui oleh wahyu.
5. Di samping pengkategorian teologi rasional dan tradisional, dikenal pula pengkatagorian yang muncul karena perbedaan kerangka berpikir dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kalam:
A. Aliran Antroposentris.
Cirinya:
Ciri-cirinya:
Ciri-cirinya:
D. Aliran Nihilis.
Aliran ini menganggap hakikat realitas transcendental hanyalah ilusi.Menolak Tuhan yang mutlak, tetapi menerima berbagai variasi Tuhan Kosmos.
1. Perbedaan pendapat didalam masalah objek teologi sebenarnya berkaitan erat dengan cara (metode) berpikir aliran-aliran ilmu kalam dalam menguraikan objek pengkajian (persoalan-persoalan kalam).
2. Perbedaan metode berpikir secara garis besar dapqt dikatagorikan pada dua macam, yaitu metode berpikir rasional dan tradisional
3. Metode berpikir rasional memiliki prinsip-prinsio berikut :
- a. Hanya terikat pada dogma-dogma yang dengan jelas dan tegas disebut dalam al-qur’an dan al hadits, yaitu ayat yang Qath’i.(tek yang tidak di interprestasi lagi pada arti lain selain arti harfiyah).
- b. Memberikan kebebasan pada manusia dalam berbuat dan berkehendak serta memberikan daya yang kuat kepada akal.
4. Metode berpikir tradisiuonal memiliki prinsip-prinsip berikut :
a. Terikat pada dogma-dogma dan ayat-ayat yang mengandung arti zhanni (yang mengandung arti lain selain ma’na harfiyah).
b. Tidak memberikan kebebasan pada manusia dalam berkehendak dan berbuat.
c. Memberikan daya yang kecil kepada akal.
Teologi Rasional memberikan peranan yang besar pada akal, yaitu Akal dapat
(1).Mengetahui Tuhan (MT),
(2).Kewajiban Mengetahui Tuhan (KMT),
(3).Mengetahui Baik dan Jahat (MBJ),
(4).Kewajiban Mengerjakan yang Baik dan Menjauhi yang Jahat (KMBJ).
Teologi Tradisional memberikan peranan kecil pada akal, dari ke empat hanya MT saja yang bias di jangkau oleh akal. Selebihnya diketahui oleh wahyu.
5. Di samping pengkategorian teologi rasional dan tradisional, dikenal pula pengkatagorian yang muncul karena perbedaan kerangka berpikir dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kalam:
A. Aliran Antroposentris.
Cirinya:
- Hakikat realitas transenden bersifat intrakosmos dan impersonal.
- Ketika lahir manusia sudah dibekali Daya berupa Potensi untuk membedakan yang baik dan buruk.
- Memandang negative tehadap dunia, karena keselamatan dirinyaTerletak pada kemampuan membuang hasrat dan keinginannya.
- Ketaqwaan lebih diorientasikan pada praktik pertapaan dan konsep magis.
- Manusia harus menghapuskan unsur natural yang jahat.
- Manusia harus menghapuskan unsur kepribadian kemanusiaannya. Agar terlepas dari lilitan naturalnya.(Qadariyah, Mu’tazilad dan Syi’Ah.)
Ciri-cirinya:
- Hakikat transenden bersifat suprakosmos, personal dan ketuhanan.
- Tuhan pencipta segala sesuatu di kosmos ini.
- Tuhan dengan segala kukuasan-Nya biasa ngatur secara mutlak.
- Manusia ciptaan-Nya harus mengabdi dan berkarya hanya untukNya.
- Tuhan sebagai realitas trensenden maka harus dicarai karunia-Nya.
- Manusia dengan ketaqwaannya menuju kesempurnaan, sosok ideal.(Jabariyah).
Ciri-cirinya:
- Hakikat realitas transenden besifat supra sekaligus intrakosmos, personal dan impersonal, lahut dan nasut, makhluk dan Tuhan, sayang dan jahat, lenyap dan abadi, tampak dan abstrak.
- Manusia adalah Tajalli atau cerminan asma dan sifat-sifat-Nya yang beragam.
- Aliran ini memandang bahwa segaa sesuatu pada dasarnya selalu dalam ambigu (serba ganda).
- Hakikat daya manusia adalah proses kerjasama antara daya transedental (Tuhan) dalam bentuk kebijakan dengan daya temporal (manusia) dalam bentuk teknik. (asy’ariyah).
D. Aliran Nihilis.
Aliran ini menganggap hakikat realitas transcendental hanyalah ilusi.Menolak Tuhan yang mutlak, tetapi menerima berbagai variasi Tuhan Kosmos.
Kerangka Berfikir Aliran-Aliran Kalam
Reviewed by Putra
on
7:39:00 PM
Rating:
No comments: