Pengantar Kepada Ilmu Filsafat
Pengantar Kepada Ilmu Filsafat - Berikut ini 12 hal yang harus anda pahami sebelum mempelajari filsafat:
1. Dua Kekuatan Yang Mewarnai Dunia
Keadaan dunia yang begini ini ada yang mewarnainya. Kekuatan yang mewarnai itu yang pertama ialah agama dan yang kedua ialah filsafat. Orang yang mewarnai dunia juga ada dua, nabi dan ulama, dan filosof. Apakah teknologi dan sains juga ikut mewarnai dunia? Tidak. Sains dan teknologi pada garis besarnya adalah netral. Pakar sains dan teknologi menggunakan sains dan teknologi untuk mewarnai dunia berdasarkan pandangan hidupnya; pandangan hidup itu ada dua: agama dan filsafat.
2. Pengertian Agama
Berdasarkan berbagai bacaan kita mengetahui bahwa definisi agama banyak sekali. Dari sekian banyak definisi itu agaknya dapat dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama ialah definisi agama yang menekankan segi rasa iman atau kepercayaan, yang kedua menekankan segi agama sebagai peraturan tentang cara hidup. Kombinasi kedua-duanya mungkin merupakan definisi yang lebih memadai tentang agama. Agama ialah kepercayaan tersebut dan praktek yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Dapat juga: Agama ialah peraturan tentang cara hidup, lahir-batin.
3. Pengertian Filsafat
Poedjawijatna (1974:1) menyatakan bahwa kata filsafat berasal dari kata Arab yang berhubungan rapat dengan kata Yunani. Kata Yunaninya ialah philosophia. Dalam bahasa Yunani kata philosophia marupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan Sophia; philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; Sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Jadi, menurut namanya saja filsafat boleh diartikan ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan.
Poedjawijatna (1974:11) mendifinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Hasbullah Bakry (1971:11) mangatakan bahwa filsafat ialah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
4. Apa Yang Mendorong Timbulnya Filsafat
Hatta dalam bukunya, Alam Pikiran Yunani (1966, 1:1-3) menyimpulkan pertama, dongeng dan takhayul dapat menimbulkan filsafat. Karena orang akan berpikir kritis untuk mengtahui kebenarannya. Kedua, keindahan alam besar, terutama ketika malam hari, membuat orang ingin tahu rahasia alam itu.
Beerling (1966:8) mengatakan orang Yunani berkata filsafat timbul karena ketakjuban. Patrick (Mulder, 1966:44-5) mengatakan keheranan mereka menjadi serius dan penyelidikan menjadi sistematis, mereka menjadi filosof. Sedangkan zaman modern ingin tahu timbul karena sangsi, ingin kepastian, ingin tahu dan pertanyaan muncul dan menimbulkan filsafat.
5. Macam-Macam Pengetahuan Manusia
Filsafat adalah salah satu pengetahuan manusia yang diperoleh dengan cara berfikir logis. Jenis-jenis pengetahuan manusia ada tiga, yaitu
1) pengetahuan sains : objek empiris, paradigm sains, metode sains, kebenarannya ditentukan logis dan bukti empiris.
2) Pengetahuan filsafat: objek abstrak tetapi logis, paradigmanya logis, metode rasio, ukuran kebenaran logis atau tidak logis.
3) pengetahuan mistik: objek abstrak supralogis atau metarasional, paradigm mistis, metode latihan atau riyadlah, ukuran kebenaran ditentukan oleh rasa, yakin, kadang-kadang empiris.
6. Faedah Mempelajari Filsafat
Sekurang-kurangnya ada empat macam faedah mempelajari filsafat:
• Agar terlatih berpikir serius
• Agar mampu memahami filsafat
• Agar mungkin menjadi filosof
• Agar menjadi warga Negara yang baik
7. Cara Mempelajari Filsafat
Ada tiga macam metode mempelajari filsafat: metode sistematis, metode historis, dan metode kritis. Menggunakan metode sistematis berarti pelajar menghadapi karya filsafat. Misalnya mula-mula pelajar menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas beberapa cabang filsafat. Setelah itu ia mempelajari teori hakikat yang merupakan cabang lain. Kemudian ia mempelajari teori nilai atau filsafat nilai. Pembagian besar ini dibagi lebih khusus dalam sistematika filsafat. Tkkala membahas setiap cabang atau subcabang itu, aliran-aliran akan terbahas.
Adapun metode historis digunakan bila para pelajar mempelajari filsafat denngan cara mengikuti sejarahnya, jadi sejarah pemikiran. Ini dapat dilakukan dengan membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah, misalnya dimulai dari membicarakan filsafat thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya, baik dalam pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori nilai.
Metode kritis digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intensif. Pelajar haruslah sedikit-banyak telah memiliki pengetahuan filsafat. Langkah pertama ialah memahami isi ajaran, kemudian pelajar mancoba mengajukan kritiknya.
8. Objek Penelitian Filsafat
Objek yang dipikirkan pilosof adalah segala yang ada dan yang mungkin ada. objek filsafat itu disebut objek material meliputi 1) filsafat menyelidiki sains bagian abstraknya, 2) filsafat meneliti yang tidak dapat diteliti sains seprti Tuhan, hari akhir dll. Kemudian ada lagi objekforma yaitu sifat penyelidikan. Artinya filsafat memerlukan penyelidikan yang mendalam. Objek penelitiannya pada daerah yang tidak dapat diriset etapi dapat dipikirkan secara logis.
9. Sistematika Filsafat
Karena objek filsafat luas maka sistematika yang terkumpul menjadi banyak. Secara garis besar, filsafat mempunyai tiga cabang besar, yaitu: teori pengetahuan (cara memperoleh pengetahuan atau epistimologi), teori hakikat (membicarakan pengetahuan itu sendiri atau ontology) dan teori nilai (membicarakan guna pengetahuan itu atau axiology).
10. Epistimologi
Epistimologi adalah cara memperoleh pengetahuan. Epistemologi, membicarakan anatara lain hakikat pengetahuan, yaitu apakah pengetahuan itu sesungguhnya. Juga membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Tatkala manusia lahir ia tidak memiliki ilmu pengetahuan sedikitpun ketika sudah dewasa memiliki pengetahuan banyak sekali. Runes dalam kamusnya (1971) menjelaskan bahua epistemomologi is the branch of philosophy which investigates the origin, structure, methods and validity of knowledge. Beberapa aliran membicarakan mengenai pengetahuan manusia yaitu:
a) Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos yang berasal dari kata empeiria, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuannya melalui pengalamannya. Bila dirujuk kembali kepada kata asalnya, pegalaman yang dimaksuda ialah pengalaman inderawi. Manusia tahu gula manis karna ia pernah merasakannya. Menurut aliran ini pertama-tama manusaia itu kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lalu ia memiliki pengetahuan, sesuatu yang tidak dapat diamati dengan panca indera bukan dinamakan pengetahuan jadi aliran ini menyatkan pengelaman indera itulah sumber pengetahuan yang sebenar-benarnya.
b) Rasionalisme
Aliran ini menyatkan bahua akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Manusia, menurut aliran
ini, memperoleh pengetahuan melalui kegiatan akal mengakap objek. Tokoh alira ini Rene Descartes. Aliran Rasionalisme tidak mengingkari peranan indera dalam memperoleh pengetahuan tetapi ia haya sebatas perangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja. Akan tetapi, untuk sampai kepada kebenaran adalah semata-mata dengan akal. Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas, kacau. Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berpikir. Akal mengatur bahan itu sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan yang benar. Jadi akal bekerja karna ada bahan idera, akal juga dapat menghasilkan pengetahuan tanpa bahan inderawi.
c) Positivisme
Tokoh aliran ini August Compete (1798-1857) aliran ini menyatakan bahwa indera itu amat penting dalam pemperoleh pengetahuan, akan tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan indera dapat dikoreksi melalui eksperimen. Eksperimen memerlukan ukuran-ukuran yang jelas dan sistematik. Panas diukur dengan derajat panas, jauh diukur dengan meteran, berat dengan kiloan dan sebagainya. Jadi pada dasarnya aliran positivisme bukanlah aliran yang khas berdiri sendiri ia hanya menyempurnakan aliran empirisme dan rasionalisme yang bekerja sama.
d) Intuisionisme
Hendri Bergson adalah tokoh aliran ini. Ia menganggap tidak hanya indera yang terbatas, akalpun terbatas. Objek-objek yang kita tangkap itu adalah objek yang selalu berubah, jadi menrut aliran ini pengetahuan kita tentanya juga tidak pernah tetap. Akal juga terbatas, akal hanya dapat memahami suatu objek bila ia mengonsentrasikan dirinya pada objek tersebut, jadi dalam hal ini manusia tidak mengetahui keseluruhan (unique), tidak juga dapat memahami sifat-sifat yang tetap pada objek, akal hanya mampu memahami bahagian tertentu pada objek kemudian bahagian-bahagian itu digabungkan oleh akal, sehingga terbentuk pengetahuan yang utuh.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan tiga cara, yaitu cara sains, cara filsafat/ logika dan cara latihan rasa atau intuisi.
11. Ontologi
Ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak.
Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan kuantitatif, realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, telaahnya akan menjadi kualitatif, realitas akan tampil menjadi
aliran-aliran materialisme, idealisme, naturalisme, atau hylomorphisme.
a) Logika
salah satu cabang filsafat yang telah dikembangkan Aristotel. Logika membicarakan norma-norma berpikir benar agar diperolehi dan terbentuk pengetahuan yang benar. Ada dua macam bentuk logika iaitu formal dan material.
1. Logika formal, yang bisa disebut dengan nama logika saja, ialah logika yang memberikan norma berpikir benar dari segi bentuk (form) berpikir. Logika formal merupakan logika bentuk. Dalam logika dikenal perbedaan antara kesimpulan yang tepat dan kesimpulan yang benar. Kesimpulan yang tepat diperolehi bila bentuk berpikirnya benar (material form).
2. Logika material, yang meneliti isi kesimpulan itu benar atau salah maka ia disesuaikan isi kesimpulan itu disesuaikan dengan objeknya.
b) Etika
Ada beberapa teori tentang nilai baik-buruk (etika). misalnya dalam islam nilai etika direntang menjadi lima kategori: baik sekali, baik, netral, buruk, buruk sekali. Menurut hedonism sesuatu dianggap baik bila mengandung hedone (kenikmatan, kepuasan) bagi manusia. Bagi vitalisme sesuatu diannggap baik dilihat dari kekuatan. Menurut utilitarianisme bahwa yang baik adalah yang berguna. Aliran pragmatisme juga mengatakan bahwa yang baik adalah yang berguna bagi manusia.
c) Estetika
Estetika adalah keindahan. Menurut Plato keindahan adalah realistis, menurut Kant keindahan dapat dinikmati tanpa kepentingan. Aljir mengatakan unsure yang membangun keindahan adalah ketelitian, keseimbangan, keserasian, koordinasi (Aljisr, II: 134)
12. Aksiologi
Menurut Socrates filsafat dapat menbuat manusia menjadi manusia. Kegunaan filsafat ada tiga hal, yaitu :
a) Filsafat sebagai kumpulan teori
b) Filsafat sebagai pandangan hidup
c) Filsafat sebagai metode pemecahan masalah
Kegunaan filsafat luas. Di manapun dan pada apapun filsafat memiliki kegunaan. Filsafat itu tidak sulit karena filsafat itu adalah pemikiran, dan setiap orang memiliki alat untuk berpikir.
1. Dua Kekuatan Yang Mewarnai Dunia
Keadaan dunia yang begini ini ada yang mewarnainya. Kekuatan yang mewarnai itu yang pertama ialah agama dan yang kedua ialah filsafat. Orang yang mewarnai dunia juga ada dua, nabi dan ulama, dan filosof. Apakah teknologi dan sains juga ikut mewarnai dunia? Tidak. Sains dan teknologi pada garis besarnya adalah netral. Pakar sains dan teknologi menggunakan sains dan teknologi untuk mewarnai dunia berdasarkan pandangan hidupnya; pandangan hidup itu ada dua: agama dan filsafat.
2. Pengertian Agama
Berdasarkan berbagai bacaan kita mengetahui bahwa definisi agama banyak sekali. Dari sekian banyak definisi itu agaknya dapat dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama ialah definisi agama yang menekankan segi rasa iman atau kepercayaan, yang kedua menekankan segi agama sebagai peraturan tentang cara hidup. Kombinasi kedua-duanya mungkin merupakan definisi yang lebih memadai tentang agama. Agama ialah kepercayaan tersebut dan praktek yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Dapat juga: Agama ialah peraturan tentang cara hidup, lahir-batin.
3. Pengertian Filsafat
Poedjawijatna (1974:1) menyatakan bahwa kata filsafat berasal dari kata Arab yang berhubungan rapat dengan kata Yunani. Kata Yunaninya ialah philosophia. Dalam bahasa Yunani kata philosophia marupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan Sophia; philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; Sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Jadi, menurut namanya saja filsafat boleh diartikan ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan.
Poedjawijatna (1974:11) mendifinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Hasbullah Bakry (1971:11) mangatakan bahwa filsafat ialah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
4. Apa Yang Mendorong Timbulnya Filsafat
Hatta dalam bukunya, Alam Pikiran Yunani (1966, 1:1-3) menyimpulkan pertama, dongeng dan takhayul dapat menimbulkan filsafat. Karena orang akan berpikir kritis untuk mengtahui kebenarannya. Kedua, keindahan alam besar, terutama ketika malam hari, membuat orang ingin tahu rahasia alam itu.
Beerling (1966:8) mengatakan orang Yunani berkata filsafat timbul karena ketakjuban. Patrick (Mulder, 1966:44-5) mengatakan keheranan mereka menjadi serius dan penyelidikan menjadi sistematis, mereka menjadi filosof. Sedangkan zaman modern ingin tahu timbul karena sangsi, ingin kepastian, ingin tahu dan pertanyaan muncul dan menimbulkan filsafat.
5. Macam-Macam Pengetahuan Manusia
Filsafat adalah salah satu pengetahuan manusia yang diperoleh dengan cara berfikir logis. Jenis-jenis pengetahuan manusia ada tiga, yaitu
1) pengetahuan sains : objek empiris, paradigm sains, metode sains, kebenarannya ditentukan logis dan bukti empiris.
2) Pengetahuan filsafat: objek abstrak tetapi logis, paradigmanya logis, metode rasio, ukuran kebenaran logis atau tidak logis.
3) pengetahuan mistik: objek abstrak supralogis atau metarasional, paradigm mistis, metode latihan atau riyadlah, ukuran kebenaran ditentukan oleh rasa, yakin, kadang-kadang empiris.
6. Faedah Mempelajari Filsafat
Sekurang-kurangnya ada empat macam faedah mempelajari filsafat:
• Agar terlatih berpikir serius
• Agar mampu memahami filsafat
• Agar mungkin menjadi filosof
• Agar menjadi warga Negara yang baik
7. Cara Mempelajari Filsafat
Ada tiga macam metode mempelajari filsafat: metode sistematis, metode historis, dan metode kritis. Menggunakan metode sistematis berarti pelajar menghadapi karya filsafat. Misalnya mula-mula pelajar menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas beberapa cabang filsafat. Setelah itu ia mempelajari teori hakikat yang merupakan cabang lain. Kemudian ia mempelajari teori nilai atau filsafat nilai. Pembagian besar ini dibagi lebih khusus dalam sistematika filsafat. Tkkala membahas setiap cabang atau subcabang itu, aliran-aliran akan terbahas.
Adapun metode historis digunakan bila para pelajar mempelajari filsafat denngan cara mengikuti sejarahnya, jadi sejarah pemikiran. Ini dapat dilakukan dengan membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah, misalnya dimulai dari membicarakan filsafat thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya, baik dalam pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori nilai.
Metode kritis digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intensif. Pelajar haruslah sedikit-banyak telah memiliki pengetahuan filsafat. Langkah pertama ialah memahami isi ajaran, kemudian pelajar mancoba mengajukan kritiknya.
8. Objek Penelitian Filsafat
Objek yang dipikirkan pilosof adalah segala yang ada dan yang mungkin ada. objek filsafat itu disebut objek material meliputi 1) filsafat menyelidiki sains bagian abstraknya, 2) filsafat meneliti yang tidak dapat diteliti sains seprti Tuhan, hari akhir dll. Kemudian ada lagi objekforma yaitu sifat penyelidikan. Artinya filsafat memerlukan penyelidikan yang mendalam. Objek penelitiannya pada daerah yang tidak dapat diriset etapi dapat dipikirkan secara logis.
9. Sistematika Filsafat
Karena objek filsafat luas maka sistematika yang terkumpul menjadi banyak. Secara garis besar, filsafat mempunyai tiga cabang besar, yaitu: teori pengetahuan (cara memperoleh pengetahuan atau epistimologi), teori hakikat (membicarakan pengetahuan itu sendiri atau ontology) dan teori nilai (membicarakan guna pengetahuan itu atau axiology).
10. Epistimologi
Epistimologi adalah cara memperoleh pengetahuan. Epistemologi, membicarakan anatara lain hakikat pengetahuan, yaitu apakah pengetahuan itu sesungguhnya. Juga membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Tatkala manusia lahir ia tidak memiliki ilmu pengetahuan sedikitpun ketika sudah dewasa memiliki pengetahuan banyak sekali. Runes dalam kamusnya (1971) menjelaskan bahua epistemomologi is the branch of philosophy which investigates the origin, structure, methods and validity of knowledge. Beberapa aliran membicarakan mengenai pengetahuan manusia yaitu:
a) Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos yang berasal dari kata empeiria, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuannya melalui pengalamannya. Bila dirujuk kembali kepada kata asalnya, pegalaman yang dimaksuda ialah pengalaman inderawi. Manusia tahu gula manis karna ia pernah merasakannya. Menurut aliran ini pertama-tama manusaia itu kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lalu ia memiliki pengetahuan, sesuatu yang tidak dapat diamati dengan panca indera bukan dinamakan pengetahuan jadi aliran ini menyatkan pengelaman indera itulah sumber pengetahuan yang sebenar-benarnya.
b) Rasionalisme
Aliran ini menyatkan bahua akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Manusia, menurut aliran
ini, memperoleh pengetahuan melalui kegiatan akal mengakap objek. Tokoh alira ini Rene Descartes. Aliran Rasionalisme tidak mengingkari peranan indera dalam memperoleh pengetahuan tetapi ia haya sebatas perangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja. Akan tetapi, untuk sampai kepada kebenaran adalah semata-mata dengan akal. Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas, kacau. Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berpikir. Akal mengatur bahan itu sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan yang benar. Jadi akal bekerja karna ada bahan idera, akal juga dapat menghasilkan pengetahuan tanpa bahan inderawi.
c) Positivisme
Tokoh aliran ini August Compete (1798-1857) aliran ini menyatakan bahwa indera itu amat penting dalam pemperoleh pengetahuan, akan tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan indera dapat dikoreksi melalui eksperimen. Eksperimen memerlukan ukuran-ukuran yang jelas dan sistematik. Panas diukur dengan derajat panas, jauh diukur dengan meteran, berat dengan kiloan dan sebagainya. Jadi pada dasarnya aliran positivisme bukanlah aliran yang khas berdiri sendiri ia hanya menyempurnakan aliran empirisme dan rasionalisme yang bekerja sama.
d) Intuisionisme
Hendri Bergson adalah tokoh aliran ini. Ia menganggap tidak hanya indera yang terbatas, akalpun terbatas. Objek-objek yang kita tangkap itu adalah objek yang selalu berubah, jadi menrut aliran ini pengetahuan kita tentanya juga tidak pernah tetap. Akal juga terbatas, akal hanya dapat memahami suatu objek bila ia mengonsentrasikan dirinya pada objek tersebut, jadi dalam hal ini manusia tidak mengetahui keseluruhan (unique), tidak juga dapat memahami sifat-sifat yang tetap pada objek, akal hanya mampu memahami bahagian tertentu pada objek kemudian bahagian-bahagian itu digabungkan oleh akal, sehingga terbentuk pengetahuan yang utuh.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan tiga cara, yaitu cara sains, cara filsafat/ logika dan cara latihan rasa atau intuisi.
11. Ontologi
Ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak.
Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan kuantitatif, realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, telaahnya akan menjadi kualitatif, realitas akan tampil menjadi
aliran-aliran materialisme, idealisme, naturalisme, atau hylomorphisme.
a) Logika
salah satu cabang filsafat yang telah dikembangkan Aristotel. Logika membicarakan norma-norma berpikir benar agar diperolehi dan terbentuk pengetahuan yang benar. Ada dua macam bentuk logika iaitu formal dan material.
1. Logika formal, yang bisa disebut dengan nama logika saja, ialah logika yang memberikan norma berpikir benar dari segi bentuk (form) berpikir. Logika formal merupakan logika bentuk. Dalam logika dikenal perbedaan antara kesimpulan yang tepat dan kesimpulan yang benar. Kesimpulan yang tepat diperolehi bila bentuk berpikirnya benar (material form).
2. Logika material, yang meneliti isi kesimpulan itu benar atau salah maka ia disesuaikan isi kesimpulan itu disesuaikan dengan objeknya.
b) Etika
Ada beberapa teori tentang nilai baik-buruk (etika). misalnya dalam islam nilai etika direntang menjadi lima kategori: baik sekali, baik, netral, buruk, buruk sekali. Menurut hedonism sesuatu dianggap baik bila mengandung hedone (kenikmatan, kepuasan) bagi manusia. Bagi vitalisme sesuatu diannggap baik dilihat dari kekuatan. Menurut utilitarianisme bahwa yang baik adalah yang berguna. Aliran pragmatisme juga mengatakan bahwa yang baik adalah yang berguna bagi manusia.
c) Estetika
Estetika adalah keindahan. Menurut Plato keindahan adalah realistis, menurut Kant keindahan dapat dinikmati tanpa kepentingan. Aljir mengatakan unsure yang membangun keindahan adalah ketelitian, keseimbangan, keserasian, koordinasi (Aljisr, II: 134)
12. Aksiologi
Menurut Socrates filsafat dapat menbuat manusia menjadi manusia. Kegunaan filsafat ada tiga hal, yaitu :
a) Filsafat sebagai kumpulan teori
b) Filsafat sebagai pandangan hidup
c) Filsafat sebagai metode pemecahan masalah
Kegunaan filsafat luas. Di manapun dan pada apapun filsafat memiliki kegunaan. Filsafat itu tidak sulit karena filsafat itu adalah pemikiran, dan setiap orang memiliki alat untuk berpikir.
Pengantar Kepada Ilmu Filsafat
Reviewed by Putra
on
11:50:00 AM
Rating:
No comments: