Pemikiran Aliran-Aliran Kalam
Pemikiran Aliran-Aliran Kalam terdiri dari 5 Aliran yaitu:
1. Khawarij dan Murjiah.
2. Jabariyah dan Qadariyah.
3. Mut’tazilah.
4. Syi’ah
5. Ahlusunnah waljamaah (Al-Asy’ariyah dan Al-Maturidiyah).
Berikut di bawah ini penjelasan lengkapnya:
A.Khawarij.
Dokrtin-doktrin pemikiran khawarij :
1. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.
2. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab.
3. Setiap orang muslim berhak menjadi khalifah asal sudah memenuhi syarat.
4. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syariat Islam.Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh jika melakukan kezaliman.
5. Khalifah sebelum Ali (Abu bakar,Umar dan Ustman) adalah sah, tetapi setrlah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya, Ustman dianggap telah menyeleweng.
6. Ali juga sah, tetapi setelah terjadi Arbitase , ia dianggap menyeleweng.
7. Mu’awiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap telah menyeleweng dan telah menjadi kafir.
8. Pasukan perang jamal yang melawan Ali juga Kafir.
9. Seorang yang berdosa besar tidak lagi disebut Muslim karenanya harus dibinuh. Mereka menganggap bahwa seorang muslim tidak lagi Muslim (kafir) disebabkan tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir, dengan resiko ia menanggung beban harus dilenyapkan pula.
10. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka, apabila tidak mau bergabung, maka wajib diperangi, karena hidup dalam Daerah al-harb(Negara musuh), sedangkan mereka dianggap berada di daerah dar al-Islam (Negara Islam).
11. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
12. Ada wa’ad dan wa’id (sholeh masuk surge jahat masuk neraka).
13. Amar makruf nahi munkar.
14. Memalingkan ayat al-Qur’an yang tampak mutasyabihat (samar)
15. Al-Qur’an adalah makhluk.
16. Manusia bebas memutuxkan perbuatannya bukan dari Tuhan.
B.Murji’ah:
Doktrin pemikiran mereka adalah :
1. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Mu’awiyah hingga Allah memutuskannya di akhirat kelak.
2. Penangguhan Ali untuk menduduki rengking ke empat dalam peringkat khulafau Rasyidin.
3. Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk memperoleh rahmat dan ampunan dari Allah SWT.
4. Doktrin-doktrin Murji’ah menyerupai ppengajaran (mazhab) para skeptic dan empiris dari kalangan helenis.
Harun Nasution menyebutkan ada empat ajaran pokok Murji’ah :
1. Menunda hukuman terhadap Ali, Mu’awiyah,Amr bin ‘Ash,Abu Musa Al-Asy’ari yang terlibat tahkim hingga ketetapan Allah pada hari Kiamat kelak.
2. Menyerahkan keputusan pada Allah SWT,atas Muslim yang berdosa besar.
3. Meletakan pentingnya iman lebih utama daripada amal.
4. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
Menurut Abu ‘Ala Al-Maududi ada dua doktrin pokok ajaran Murji’ah :
1. Iman adalah cukup dengan percaya kepada Allah SWT.dan Rasulnya.Amal bukan menjadi keharusan asanya iman. Berdasarkan ini, seseorang tetap dianggap mukmin walaupun meninggalkan apa yang difardukan kepadanya dan melakukan dosa besar.
2. Dasar keselamatan adalah iiman semata, selama masih ada iman di hati, setiap makshiat tidak dapat mendatangkan madarat . Untuk mendapatkan pengampunan , manusia cukup menjauhkan diri dari syirik dan meninggal dalam keadaan bertauhid.
C. Jabariyah.
1. Latar Belakang Kemunculannya.
Faham al-Jabar pertamakali diperkenallkan oleh Ja’d bin Dirham yang kemudian disebarkan oleh Jahm bin shafwan dari Khurasan. Dalam sejarah teologi Islam , Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran jahmiyah dalam kalangan Mur’jiah.Ia duduk sebagai sekretaris suraih bin Al-Harist dan menemaninnya dalam gerakan melawan penguasa bani Umayah. Akan tetapi dalam perkembangannya paham al-Jabar ternyata tidak hanya dibawah oleh dua tokoh diatas. Masih ada tokoh-tokoh lain yang berjasa dalam mengembangkan paham ini, di antarannya adalah Al-Husain bin Muhammad An-Najjar dan Ja’d bin dhirar.
2. Para pemuka dan Doktrin-doktrin Pokok Jabariyah.
• Jahm bin shofwan. Doktrin-doktrin pokoknya:
a. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa, ia tidak mempunyai daya,Tidak mempunyai keehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan.
b. Surga dan Neraka tidak kekal.Tidak ada yang kekal selain Tuhan.
c. Iman adalah makrifat atau membaenarkan di dalam hati. Dalam hal ini,sama Dengan konsep iman yang dimajukan oleh kaum Mur’jiah.
d. Kalam Tuhan adalah makhluk.
e. Allah Maha Suci dari segala sifat dan keserupaan dengan manusia, seperti berbicara, mendengar, dan melihat. Begitu pula, Tuhan tidak dapat dilihat dengan inrda mata di akhirat kelak.
Ja’ad bin Dirham. Doktrin-doktrin pokoknya :
a. Al-Qur’an adalah makhluk . Oleh karena itu, dia baru, sesuatu yang baru tidak dapat disifatkan kepada Allah.
b. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk, seperti bicara, meLihat dan mendengar.
c. Manusia terpaksa oleh Allah dzlam segalanya.
D. Qadariyah.
1. Latar belakang kemunculannya.
Qadariyah pertama dimunculkan oleh Ma’bad Al-Jauhani dan Ghailan Ad-Dimasyqy. Ma’bad adalah seorang tabiin yang dapat dipercaya dan pernah berguru pad Hasan Al-Bisri. Sementara Ghailan adalah seorang orator yang berasal dari Damaskus dan ayahnya menjadi Maula Usman bin Afan.
2. Doktrin-doktrin pokoknya.
Manuia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya; manusia yang melakukan, baik atas kehendak maupun kekuasaan sendiri, dan manusia pula yang melakukan atau menjauhi perbuatan-perbuatan jahat dengan kemauan dan dayanya sendiri.
Fatalisme; merupakan sala satu faham yang berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak dan perbuatannya.Manusia dalam segala tingkah lakunya, menurut faham ini, bertindak dengan paksaan Tuhan.
Segala gerak gerik manusia ditentukan oleh Tuhan.Paham ini sering di alamatkan pada aliran Jabariyah.
Free Will (kebebasan dalam berkehendak): Merupakan salah atu wacana kalamyang menjadi bahan kontroversial antara aliran salaf dan khalaf,antara lain
Tradisional yang di wakili oleh Asy’ariyah dengan aliran rasional yang diwakili oleh Mu’tazilah. Tema terpentingya adalah manusia memilki kemampuan untuk memilih dan menentukan serta mengaktualisasikan perbuatannya. Dalam hal ini, Al-Asy’ari, peletak dasar aliran Asy’ariah, mengambil pendapat menengah diantara dua pendapat yang ekstrem, yaitu jabariyah yang fatalistic dan menganut paham pradeterminisme semata-mata, dan Mu’tazilah yang menganut paham kebebasan mutlak dan berpendapat bahwa manusia menciptakan perbuatannya sendiri.
Predestination :merupakan salah satu paham yang berpendapat bahwa manusia tidak dapat mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam segala tingkah lakunya, menurut paham ini bertindak dengan paksaan Tuhan. Segala gerak-gerik manusia ditentukan oleh Tuhan.Paham ini sering dialamatkan pada aliran Jabariah.
E. Mu’tazilah.
1. Latar Belakang Kemunculannya.
a. Golongan Pertama (disebut Mu’tazilah I) muncul sebagai respon politik murni.(tidak menyalahkan siapa-siapa).
b. Golongan kedua (disebu Mu’azilah II) timbul sebagai respon persoalan teologis yang berkembang dikalangan khawarij dan Mur’jiah yang muncul karena Tahkim.
2. Al-Ushul Al-Khamsah; Lima Ajaran Dasar Teologi Mu’tazilah :
a. At-Tauhid (pengesaan Tuhan)
b. Al-adl (keadilan Tuhan)
c. Al-waad wa al-wa’id (janji dan ancaman Tuhan)
d. Al-manzilah bain al-manzilatain (posisi diantara dua posisi)
e. Al-amr bi al-ma’ruf wa an-nahy ‘an al-munkar (menyeru pada kebaikan dan mencegah pemungkaran).
Kata Mu’tazilah dari I’tazala artinya berpisah/memisahkan diri/menjauhkan diri. Asal penamaannya :
1) Peristiwa wasil bin Atha dengan Hasan Al-Bisri, tentang permasalahan orang mukmin berdosa besar.
2) Peristiwa Qatadah bin Da’amah bergabung dengan majlis ‘Amr bin ‘Ubaid, setelah mengetahui bukan pengajian Hasan al Bisri ia berdiri sambil berkata ini Kaum Mu’tazilah.
3) Al-Masudi, disebut Mu’tazilah karena berpendapat orang berdosa besar bukan mukmin dan bukan pula kafir. (al manzilah bain manzilatain).
4. Politik (orang yang tidak mau terlibat dalam pertikaian politik menjauhkan diri ke Kharbita, pada surat ke Ali bin abi thalib Qais menamainya Mu’tazilah. Kira 100 th sebelum peristiwa wasil dengan Hasan.Nama lain ahlu al-adl(mempertahankan keadilan Tuhan). Ahl at –tauhid wa al-adl ( golongan orang yang mempertahankan ke Esa-an Murni dan keadilan Tuhan).Al-Qadariyah karena mengandung fahan free Will and free act;yakni manusia bebas bekehendak dan bebas berbuat. Al-Mu’aththilah(Tuhan tidak mempunyai sifat dalam arti sifat mempunyai wujud di luar dzat Tuhan). Wa’diyah (ada janji dan ancaman).
Ash-shalah dan Al-Ashlah adalah Tuhan dipandang adil apabila berbuat baik dan terbaik dan bukan yang tidak baik. Ajaran tentang Keadilan ini berkaitan dengan :
1.Perbuatan Manusia .(dan menghendaki yang baik).
2.Berbuat baik dan terbaik (Kewajiban Tuhan untuk berbuat baik dan terbaik bagi manusia).
3.Mengutus Rasul.
Alasan Tuhan wajib mengutus Rasul :
a. Tuhan wajib berlaku baik kepada Manusia, dan hal ini tidak bias terwujud kecuali dengan mengutus Rasul pada Manusia.
b. Al-Qur’an denga tegas menyatakan kewajiban Tuhan untuk memberikan belas kasihan kepada Manusia dengan pengutusan rasul.
c. Tujuan diciptakan untuk beribadah kepada-Nya.Agar tercapai tujuan itu, maka harus mengutus rasul.
1. Khawarij dan Murjiah.
2. Jabariyah dan Qadariyah.
3. Mut’tazilah.
4. Syi’ah
5. Ahlusunnah waljamaah (Al-Asy’ariyah dan Al-Maturidiyah).
Berikut di bawah ini penjelasan lengkapnya:
A.Khawarij.
Dokrtin-doktrin pemikiran khawarij :
1. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.
2. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab.
3. Setiap orang muslim berhak menjadi khalifah asal sudah memenuhi syarat.
4. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syariat Islam.Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh jika melakukan kezaliman.
5. Khalifah sebelum Ali (Abu bakar,Umar dan Ustman) adalah sah, tetapi setrlah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya, Ustman dianggap telah menyeleweng.
6. Ali juga sah, tetapi setelah terjadi Arbitase , ia dianggap menyeleweng.
7. Mu’awiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap telah menyeleweng dan telah menjadi kafir.
8. Pasukan perang jamal yang melawan Ali juga Kafir.
9. Seorang yang berdosa besar tidak lagi disebut Muslim karenanya harus dibinuh. Mereka menganggap bahwa seorang muslim tidak lagi Muslim (kafir) disebabkan tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir, dengan resiko ia menanggung beban harus dilenyapkan pula.
10. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka, apabila tidak mau bergabung, maka wajib diperangi, karena hidup dalam Daerah al-harb(Negara musuh), sedangkan mereka dianggap berada di daerah dar al-Islam (Negara Islam).
11. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
12. Ada wa’ad dan wa’id (sholeh masuk surge jahat masuk neraka).
13. Amar makruf nahi munkar.
14. Memalingkan ayat al-Qur’an yang tampak mutasyabihat (samar)
15. Al-Qur’an adalah makhluk.
16. Manusia bebas memutuxkan perbuatannya bukan dari Tuhan.
B.Murji’ah:
Doktrin pemikiran mereka adalah :
1. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Mu’awiyah hingga Allah memutuskannya di akhirat kelak.
2. Penangguhan Ali untuk menduduki rengking ke empat dalam peringkat khulafau Rasyidin.
3. Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk memperoleh rahmat dan ampunan dari Allah SWT.
4. Doktrin-doktrin Murji’ah menyerupai ppengajaran (mazhab) para skeptic dan empiris dari kalangan helenis.
Harun Nasution menyebutkan ada empat ajaran pokok Murji’ah :
1. Menunda hukuman terhadap Ali, Mu’awiyah,Amr bin ‘Ash,Abu Musa Al-Asy’ari yang terlibat tahkim hingga ketetapan Allah pada hari Kiamat kelak.
2. Menyerahkan keputusan pada Allah SWT,atas Muslim yang berdosa besar.
3. Meletakan pentingnya iman lebih utama daripada amal.
4. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
Menurut Abu ‘Ala Al-Maududi ada dua doktrin pokok ajaran Murji’ah :
1. Iman adalah cukup dengan percaya kepada Allah SWT.dan Rasulnya.Amal bukan menjadi keharusan asanya iman. Berdasarkan ini, seseorang tetap dianggap mukmin walaupun meninggalkan apa yang difardukan kepadanya dan melakukan dosa besar.
2. Dasar keselamatan adalah iiman semata, selama masih ada iman di hati, setiap makshiat tidak dapat mendatangkan madarat . Untuk mendapatkan pengampunan , manusia cukup menjauhkan diri dari syirik dan meninggal dalam keadaan bertauhid.
C. Jabariyah.
1. Latar Belakang Kemunculannya.
Faham al-Jabar pertamakali diperkenallkan oleh Ja’d bin Dirham yang kemudian disebarkan oleh Jahm bin shafwan dari Khurasan. Dalam sejarah teologi Islam , Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran jahmiyah dalam kalangan Mur’jiah.Ia duduk sebagai sekretaris suraih bin Al-Harist dan menemaninnya dalam gerakan melawan penguasa bani Umayah. Akan tetapi dalam perkembangannya paham al-Jabar ternyata tidak hanya dibawah oleh dua tokoh diatas. Masih ada tokoh-tokoh lain yang berjasa dalam mengembangkan paham ini, di antarannya adalah Al-Husain bin Muhammad An-Najjar dan Ja’d bin dhirar.
2. Para pemuka dan Doktrin-doktrin Pokok Jabariyah.
• Jahm bin shofwan. Doktrin-doktrin pokoknya:
a. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa, ia tidak mempunyai daya,Tidak mempunyai keehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan.
b. Surga dan Neraka tidak kekal.Tidak ada yang kekal selain Tuhan.
c. Iman adalah makrifat atau membaenarkan di dalam hati. Dalam hal ini,sama Dengan konsep iman yang dimajukan oleh kaum Mur’jiah.
d. Kalam Tuhan adalah makhluk.
e. Allah Maha Suci dari segala sifat dan keserupaan dengan manusia, seperti berbicara, mendengar, dan melihat. Begitu pula, Tuhan tidak dapat dilihat dengan inrda mata di akhirat kelak.
Ja’ad bin Dirham. Doktrin-doktrin pokoknya :
a. Al-Qur’an adalah makhluk . Oleh karena itu, dia baru, sesuatu yang baru tidak dapat disifatkan kepada Allah.
b. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk, seperti bicara, meLihat dan mendengar.
c. Manusia terpaksa oleh Allah dzlam segalanya.
D. Qadariyah.
1. Latar belakang kemunculannya.
Qadariyah pertama dimunculkan oleh Ma’bad Al-Jauhani dan Ghailan Ad-Dimasyqy. Ma’bad adalah seorang tabiin yang dapat dipercaya dan pernah berguru pad Hasan Al-Bisri. Sementara Ghailan adalah seorang orator yang berasal dari Damaskus dan ayahnya menjadi Maula Usman bin Afan.
2. Doktrin-doktrin pokoknya.
Manuia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya; manusia yang melakukan, baik atas kehendak maupun kekuasaan sendiri, dan manusia pula yang melakukan atau menjauhi perbuatan-perbuatan jahat dengan kemauan dan dayanya sendiri.
Fatalisme; merupakan sala satu faham yang berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak dan perbuatannya.Manusia dalam segala tingkah lakunya, menurut faham ini, bertindak dengan paksaan Tuhan.
Segala gerak gerik manusia ditentukan oleh Tuhan.Paham ini sering di alamatkan pada aliran Jabariyah.
Free Will (kebebasan dalam berkehendak): Merupakan salah atu wacana kalamyang menjadi bahan kontroversial antara aliran salaf dan khalaf,antara lain
Tradisional yang di wakili oleh Asy’ariyah dengan aliran rasional yang diwakili oleh Mu’tazilah. Tema terpentingya adalah manusia memilki kemampuan untuk memilih dan menentukan serta mengaktualisasikan perbuatannya. Dalam hal ini, Al-Asy’ari, peletak dasar aliran Asy’ariah, mengambil pendapat menengah diantara dua pendapat yang ekstrem, yaitu jabariyah yang fatalistic dan menganut paham pradeterminisme semata-mata, dan Mu’tazilah yang menganut paham kebebasan mutlak dan berpendapat bahwa manusia menciptakan perbuatannya sendiri.
Predestination :merupakan salah satu paham yang berpendapat bahwa manusia tidak dapat mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam segala tingkah lakunya, menurut paham ini bertindak dengan paksaan Tuhan. Segala gerak-gerik manusia ditentukan oleh Tuhan.Paham ini sering dialamatkan pada aliran Jabariah.
E. Mu’tazilah.
1. Latar Belakang Kemunculannya.
a. Golongan Pertama (disebut Mu’tazilah I) muncul sebagai respon politik murni.(tidak menyalahkan siapa-siapa).
b. Golongan kedua (disebu Mu’azilah II) timbul sebagai respon persoalan teologis yang berkembang dikalangan khawarij dan Mur’jiah yang muncul karena Tahkim.
2. Al-Ushul Al-Khamsah; Lima Ajaran Dasar Teologi Mu’tazilah :
a. At-Tauhid (pengesaan Tuhan)
b. Al-adl (keadilan Tuhan)
c. Al-waad wa al-wa’id (janji dan ancaman Tuhan)
d. Al-manzilah bain al-manzilatain (posisi diantara dua posisi)
e. Al-amr bi al-ma’ruf wa an-nahy ‘an al-munkar (menyeru pada kebaikan dan mencegah pemungkaran).
Kata Mu’tazilah dari I’tazala artinya berpisah/memisahkan diri/menjauhkan diri. Asal penamaannya :
1) Peristiwa wasil bin Atha dengan Hasan Al-Bisri, tentang permasalahan orang mukmin berdosa besar.
2) Peristiwa Qatadah bin Da’amah bergabung dengan majlis ‘Amr bin ‘Ubaid, setelah mengetahui bukan pengajian Hasan al Bisri ia berdiri sambil berkata ini Kaum Mu’tazilah.
3) Al-Masudi, disebut Mu’tazilah karena berpendapat orang berdosa besar bukan mukmin dan bukan pula kafir. (al manzilah bain manzilatain).
4. Politik (orang yang tidak mau terlibat dalam pertikaian politik menjauhkan diri ke Kharbita, pada surat ke Ali bin abi thalib Qais menamainya Mu’tazilah. Kira 100 th sebelum peristiwa wasil dengan Hasan.Nama lain ahlu al-adl(mempertahankan keadilan Tuhan). Ahl at –tauhid wa al-adl ( golongan orang yang mempertahankan ke Esa-an Murni dan keadilan Tuhan).Al-Qadariyah karena mengandung fahan free Will and free act;yakni manusia bebas bekehendak dan bebas berbuat. Al-Mu’aththilah(Tuhan tidak mempunyai sifat dalam arti sifat mempunyai wujud di luar dzat Tuhan). Wa’diyah (ada janji dan ancaman).
Ash-shalah dan Al-Ashlah adalah Tuhan dipandang adil apabila berbuat baik dan terbaik dan bukan yang tidak baik. Ajaran tentang Keadilan ini berkaitan dengan :
1.Perbuatan Manusia .(dan menghendaki yang baik).
2.Berbuat baik dan terbaik (Kewajiban Tuhan untuk berbuat baik dan terbaik bagi manusia).
3.Mengutus Rasul.
Alasan Tuhan wajib mengutus Rasul :
a. Tuhan wajib berlaku baik kepada Manusia, dan hal ini tidak bias terwujud kecuali dengan mengutus Rasul pada Manusia.
b. Al-Qur’an denga tegas menyatakan kewajiban Tuhan untuk memberikan belas kasihan kepada Manusia dengan pengutusan rasul.
c. Tujuan diciptakan untuk beribadah kepada-Nya.Agar tercapai tujuan itu, maka harus mengutus rasul.
Pemikiran Aliran-Aliran Kalam
Reviewed by Putra
on
8:10:00 PM
Rating:
No comments: